REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan optimistisnya bahwa rupiah akan menguat pada 2014. Setidaknya, kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Doddy Budi Waluyo, ada dua alasan fundamental atas penguatan rupiah tersebut.
Pertama, Doddy mengatakan, defisit transaksi berjalan diperkirakan akan terus turun dari saat ini 31 miliar dolar AS menjadi di level 25-26 miliar dolar AS pada 2014. Ini berarti ada penurunan defisit dari 4 persen produk domestik bruto (PDB) menjadi 3,8 persen pada akhir 2013 dan turun ke angka 2,9 persen pada 2014.
"Berbagai upaya kita lakukan bersama Pemerintah untuk menurunkan defisit ini, seperti menarikkan ekspor dan mengerem laju impor," kata Doddy, Ahad (29/12).
Optimisme kedua muncul dari pergerakan inflasi yang terus turun. Doddy menuturkan inflasi pada akhir 2013 diperkirakan jauh di bawah estimasi BI sebesar 9 persen. Menurut dia, inflasi akan berada di level 8 persen.
Pada 2014, BI mengatakan, inflasi diperkirakan berada pada angka 4,5 persen plus minus 1 persen. Artinya, jika naik, inflasi menjadi 5,5 persen, dan pada saat turun inflasi menjadi 4,5 persen. "Dua alasan fundamental ini yang membuat kami yakin rupiah akan menguat pada tahun depan," kata Doddy.