Jumat 27 Dec 2013 03:26 WIB

Investor Korea Selatan Minati Potensi Perikanan Babel

Pekerja membongkar muatan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pekerja membongkar muatan ikan-ikan hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Investor Korea Selatan berminat mengolah potensi perikanan tangkap dan budidaya ikan air tawar di Provinsi Bangka Belitung (Babel), karena potensinya cukup besar untuk memenuhi pasar ekspor.

"Dari hasil kunjungan dan survei delegasi pengusaha Korea Selatan di Babel, mereka menyatakan ketertarikannya menanamkan investasinya mengembangkan dan mengelola ikan mentah menjadi makanan olahan," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD), Noviar di Pangkalpinang, Kamis.

Ia menjelaskan, selama ini potensi perikanan tangkap laut di Babel belum dikelola secara optimal karena para nelayan masih mengunakan alat tangkap tradisional dan memiliki kapal 3 hingga 5 GT yang memiliki jangkauan sekitar 12 mil.

Wilayah Bangka Belitung memiliki luas 81.582 kilo meter persegi dengan luas perairan laut 65.301 kilo meter persegi yang 20 persen merupakan karang sedangkan luas daratan 16.281 kilo meter persegi yang potensi perikanan tangkap dan budidaya ikan air tawar cukup menjanjikan untuk dikelola secara optimal.

"Lokasi peluang potensi investasi perikanan tersebar di perairan kabupaten dan kota seperti di perairan Pangkalpinang, Belinyu, Mentok, Sungailiat, Sungai Selan, Kurau, Tanjung Berikat, Sadai, tanjung Pandan, Manggar dan perairan Gantung," ujarnya.

Ia menjelaskan, area budidaya ikan laut Babel seluas 120.000 hektare, potensi produksi 1.200.000 ton dengan produksi 966,13 ton, area budidaya ikan payau seluas 250.000 hektare, potensi produksi 100.000 ton dan produksi hanya 16.000 ton, sementara area budidaya ikan air tawar seluas 1.602 hektare, potensi produksi 16.000 ton dengan produksi mencapai 1153,53 ton," ujarnya.

"Produksi budidaya ikan laut, payau dan ikan air tawar hanya 2622,53 ton dan produksi tersebut lebih rendah dibanding potensi produksi budidaya perikanan mencapai 1.316.000 ton per tahun," ujarnya.

Selain berminat berinvestasi sektor perikanan, kata dia, investor Korea Selatan juga berminat di sektor pertambangan yang juga memiliki potensi yang cukup besar untuk dikelola pihak asing.

"Mereka juga berminat berinvestasi di sektor pertambangan pasir kuarsa, batu granit, kaolin, nikel dan bauksit yang memiliki potensi besar namun belum digarap secara optimal," ujarnya.

Ia mengatakan, Babel memiliki ratusan pulau besar dan kecil, semuanya memiliki potensi pertambangan bauksit, kaolin, batu kuarsa dan nikel, tergantung kesiapan pemerintah baik secara aturan dan memberikan kemudahan dalam perizinan.

"Dari potensi pertambangan yang ada di Babel selain pasir timah, baru pasir kuarsa yang sudah lama digali dan produksi hilirnya sudah banyak, namun produksinya juga belum maksimal karena tergantung pangsa pasar dan regulasinya yang belum menarik," ujarnya.

Menurut dia, berinvestasinya perusahaan Korea Selatan ini, akan berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir dan mengurangi angka pengangguran karena perusahaan akan membutuhkan tenaga kerja lokal.

"Mudah-mudahan tahun ini, para investor tersebut sudah mulai berinvestasi mengelola hasil perikanan demi terwujudnya Babel sebagai etalase kelautan dan perikanan dengan meningkatkan produktivitas perikanan yang berdaya saing global," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement