REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rupiah diprediksi akan menguat pada 2014. Namun demikian, ada beberapa ancaman terhadap gejolak rupiah yang harus diwaspadai.
Pengamat ekonomi Anif Punto Utomo mengatakan ada tiga faktor yang mengancam stabilitas rupiah. Ketiganya adalah, tappering di Amerika, penyelenggaraan pemilu, dan melonjaknya pemakaian BBM. "Tappering atau pengurangan stimulus akan membuat keseimbangan baru dana global," kata direktur Indostrategic Economic Intelligence itu, Selasa (24/12).
Menurut Anif, bisa jadi akan terjadi pernarikan dana dari investasi portofolio yang berakibat kelangkaan dolar AS. Pemilu jika lancar sampai pemilihan presiden dan terpilih presiden yang sesuai keinginan rakyat, kata Anif, akan menjadi sentimen positif bagi rupiah. Sebaliknya jika pemilu terjadi gangguan, bisa menurunkan rupiah.
Anif menuturkan melonjaknya pemakaian BBM yang tak terkontrol dimungkinkan karena pertambahan jumlah mobil di atas satu juta dan sepeda motor di atas 6 juta akan menguras BBM.
Kenaikan konsumsi BBM, jelas dia, menyebabkan impor semakin tinggi. "Ini menjadi beban neraca perdagangan."