REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Harga pangan berbasis impor telah naik 20 persen. Pengamat ekonomi Rizal Ramli meminta pemerintah fokus turunkan defisit.
Rizal memperkirakan ekonomi Indonesia 2014 melambat dari 5,7 persen menjadi 5 persen. Sehubungan dengan itu, pemerintah disarankan agar lebih fokus dan proaktif untuk menurunkan defisit transaksi berjalan dan defisit neraca pembayaran.
"Caranya, antara lain dengan memanfaatkan momentum melemahnya rupiah untuk meningkatkan ekspor dan menurunkan impor," kata Rizal yang juga ketua umum Kadin itu, Jumat (20/12).
Menurut dia, perekonomian nasional tahun depan tidak lebih baik daripada sekarang. Penyebabnya situasi domestik masih terbelit berbagai masalah.
Selain itu, tutur Rizal, perekonomian global juga berat, terutama adanya pengurangan stimulus moneter (tapering) yang dilakukan Bank Sentral Amerika.
Ia menjelaskan defisit transaksi berjalan dan defisit neraca pembayaran menjadi penyebab masih tertekannya nilai tukar rupiah tahun depan. Kondisi ini meningkatkan harga pangan sekitar 15-20 persen, terutama yang bahan utamanya berasal dari impor.