REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Amerika Serikat (AS) mulai menarik pembelian surat berharga mulai Januari 2014. Ekonom menilai kebijakan ini berdampak positif bagi ekonomi global meski dalam jangka pendek akan terjadi goncangan.
Ekonom Universitas Indonesia Muslimin Anwar mengatakan, kebijakan tapering off merupakan sinyal terjadinya perbaikan ekonomi di AS. Menurut Muslimin, dengan kebijakan ini geliat perekonomian global akan makin meningkat.
Ia mengakui, dalam jangka pendek akan terjadi persoalan pada ekonomi di banyak negara, termasuk Indonesia. "Tapi berikutnya keadaan akan pulih lagi," kata Muslimin, Kamis (19/12).
Menurutnya, tapering off diperkirakan mendorong kenaikan yield US treasury bond seiring ekspektasi kenaikan suku bunga dan membaiknya perekonomian AS. Sehingga akan memicu capital outflow dari Indonesia.
Namun, jumlah capital outflow pada akhir 2013 dan awal 2014 nanti diprakirakan lebih sedikit jika dibandingkan periode Mei-Agustus 2013. Yaitu ketika isu tapering-off mulai dihembuskan oleh Ben Bernanke yang menyebabkan terkoreksinya kepemilikan nonresiden terhadap aset keuangan rupiah sekitar 5,2 miliar dolar AS.