REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah antarbank di Jakarta pada Senin (16/12) pagi bergerak menguat sebesar 16 poin menjadi Rp 12.090 dibanding Rp 12.106 per dolar AS pada Jumat (13/12) pekan kemarin.
"Meski menguat namun pergerakan rupiah cenderung masih mendatar, terlihat dari indikator teknikal MACD (rata-rata pergerakan konvergensi-perbedaan) yang mengisyaratkan mata uang sedang berkonsolidasi," kata analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Senin (16/12).
Menurut dia, pergerakan rupiah masih dibayangi kekhawatiran dengan potensi pengurangan stimulus bank sentral AS (Federal Reserve) menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 17-18 Desember. "Rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp 12 ribu-Rp 12.220 per dolar AS untuk hari ini," kata dia.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan bahwa penguatan rupiah tertahan oleh salah satu data indikator ekonomi AS yakni klaim pengangguran serta penjualan ritel dan konsumer yang memberikan gambaran perekonomiannya mulai membaik. "Kondisi itu diperkirakan dapat kembali membuat laju dolar AS terus beranjak naik," kata dia.
Apalagi, lanjut dia, beredar kabar bahwa Senat AS telah menyetujui paket anggaran untuk menghindarkan AS dari potensi shutdown ekonominya dan menciptakan stabilitas fiskal AS untuk dua tahun mendatang. "Gambaran membaiknya ekonomi AS tersebut tentunya bisa semakin membenamkan mata uang rupiah," kata dia.