REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) memprioritaskan pasokan gas dari Sumur Benggala, Langkat, Sumatra Utara, untuk sekitar 14 perusahaan menyusul masih sedikitnya pasokan gas di BUMN itu.
"Sesuai keputusan pemerintah, pasokan gas itu diprioritaskan untuk industri yang benar-benar harus menggunakan bahan bakar gas seperti keramik," kata General Manager Strategic Busines Unit III Sumatra Bagian Utara PGN, Mugiono di Batam, Kamis (12/12).
Ia menyebutkan sebanyak 14 perusahaan itu merupakan bagian dari 53 industri yang beroperasi di wilayah Sumatra Utara (Sumut) dan pelanggan PGN selama ini. Dia menyebutkan PGN baru mendapatkan alokasi gas sebanyak dua juta standard kaki kubik per hari (mmscfd) dari seluruh produksi Sumur Gas Benggala yang sebesar empat mmscfd.
Alokasi itu menambah pasokan gas yang didistribusikan PGN ke pelanggan industri di Sumut. "Kalau sebelumnya kami memiliki pasokan gas tujuh mmscfd, maka dengan ada tambahan dua mmscfd dari Sumur Benggala maka ada sembilan mmscfd yang didistribusikan ke pelanggan PGN," katanya.
Dengan tambahan alokasi gas, dua perusahaan, yaitu PT Ecogreen dan PT Smart di Belawan sudah dapat mulai beroperasi lagi. Meski volume sudah bertambah, tetapi pasokan itu belum dapat memenuhi juga permintaan dari industri.
Public Relation Manager PT Pertamina EP, Agus Amperianto mengatakan saat ini produksi gas rata-rata dari Sumur Benggala I Langkat masih mencapai 2,5 mmscfd dari rencana kapasitas produksi 4,0 mmscfd. Alokasi dilakukan setelah pembersihan sumur gas itu selesai dengan kondisi yang baik dan beroperasi sejak 24 Oktober 2013 serta masuk pada jalur eksisting di Field Pangkalan Susu serta sesuai Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) yang sudah dimiliki. Menurut dia, untuk pasokan ke PLN, masih menunggu persetujuan PJBG.