REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kepala Eksekutif AZ Global Portfoy Yonetimi, Giorgio Medda menyatakan investasi sukuk lebih menjanjikan dibandingkan keuntungan deposito di bank Syariah. Ia bahkan yakin, dikutip dari Bloomberg, obligasi syariah global yang pertama di Turki ini bisa meraup 1 miliar dolar AS dalam tiga tahun ke depan.
Ia juga mengatakan, AZ Global Portfoy Yonetimi baru-baru ini telah menarik hampir 160 juta dolar AS yang berasal dari dana dalam dan luar negeri semenjak dibuka Januari 2013. Global Portfoy Yonetimi adalah unit Azimut Holding Spa (AZM) yang berbasis di Istanbul, dimana AZM memiliki aset lebih dari 30 miliar dolar AS dan beroperasi di 11 negara.
Saat ini perusahaan melihat peningkatan jumlah investor di Turki yang beralih kepada dana syariah. Mereka, menurut Bloomberg tampak jeli melihat permintaan sukuk di seluruh dunia yang meningkat pesat. Ernst&Young meramalkan di 2012 terjadi lonjakan dana masuk ke investasi syariah yang mencapai 950 miliar dolar AS di 2017.
Medda mengatakan saat ini Bank syariah ALBRK di Istanbul menawarkan bagi hasil sebesar 6,98 persen untuk deposito berjangka tiga bulan. Sementara bank konvensional menawarkan keuntungan suku bunga 8,38 persen untuk jangka waktu yang sama.Ia pun menyatakan Sukuk mampu mengembalikan tingkat keuntungan yang melebihi bank syariah saat ini.
Obligasi Syariah, tutur dia, memungkinkan kaum muslim untuk menikmati tingkat keuntungan yang lebih dibandingkan deposito berjangka. Karena, menurut dia tak mungkin bank syariah menawarkan keikutsertaan sebesar 9-10 persen. Berdasarkan hasil indeks suku dolar HSBC/Nasdaq Dubai, bagi hasil rata-rata dalam peminjaman syariah, meningkat 104 basis poin atau 1,04 persen tahun ini atau menjadi 3,85 persen.
Kredit analis dari Commerzbank AG di London, Apostolos Bantis mengatakan jika kondisi tak menentu masih berlanjut, maka pasar Turki bisa banyak berfokus ke Sukuk. Hal itu karena permintaan fundamental syariah bisa sangat sehat. ''Perbankan syariah berkembang sangat cepat,'' ucap dia, dikutip dari Bloomberg baru-baru ini.
Sebelumnya Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan telah menghilangkan pembatasan terhadap ekonomi Syariah di Turki. Sehingga pasar keuangan yang berbasis di Ankara mampu menjual sukuk untuk pertama kalinya akhir 2012. Pemerintah Turki menjual 1,25 triliun dolar AS untuk Oktober 2015 pada oktober lalu. Dengan keuntungan tahunan dibayarkan sebesar 4,5 persen.