Senin 09 Dec 2013 15:22 WIB

Dongkrak Pendapatan, Solusi Tunas Pratama Bangun 1.000 Tower

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Gedung pencakar langit di Jakarta/Ilustrasi
Foto: Antara
Gedung pencakar langit di Jakarta/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) akan menambah 1.000 unit tower pada 2014. Nilai investasi pembangunan tower untuk tahun depan diperkirakan sebesar Rp 1,5 triliun.

Presiden Direktur SUPR Nobel Tanihaha mengatakan, jumlah penambahan tower dari tahun ke tahun kurang lebih sama. Sebagian besar tower akan terkonsentrasi untuk memenuhi kebutuhan di Pulau Jawa. "Investasi per tower sekitar Rp 1-1,5 miliar," kata Nobel usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Senin (9/12).

Penambahan tower baru di 2014 akan menambah pemilikan tower perseroan menjadi 3.900 unit. Hingga akhir 2013 perseroan telah memiliki 2.900 unit tower.

Dengan penambahan unit tower ini, perseroan membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 50-60 persen. Tahun ini perseroan memproyeksikan perolehan pendapatan sebesar Rp 800 miliar. Dengan demikian estimasi pendapatan di 2014 mencapai Rp 1,25 triliun.

Selain membangun 1.000 tower, perseroan juga akan membangun kabel fiber optik guna mendongkrak pendapatan. Tahun ini perseroan sudah memiliki 1.000 kilometer kabel fiber optik. Penambahan kabel ini akan diprioritaskan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Perseroan menggunakan kas dan pinjaman perbankan untuk pembangunan tower dan fiber optik di 2014. "Kami sudah ada pinjaman 100 juta dolar AS. Sisanya nanti dari kas internal," ujar Nobel.

Sampai akhir September 2013, pendapatan SUPR tumbuh 70,93 persen menjadi Rp 600,33 miliar. Beban pokok pendapatan meningkat sebesar 43,74 persen menjadi Rp 127,5 miliar. Sehingga laba komprehensif periode berjalan tumbuh 66,58 persen menjadi Rp 150,9 miliar

SUPR memproyeksikan hingga akhir tahun pendapatan perseroan akan menembus Rp 800 miliar atau naik 51,3 persen bila dibandingkan realisasi pendapatan tahun sebelumnya. Sampai September, perseroan sudah mencapai 75 persen dari proyeksi pendapatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement