REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (4/12) dibuka tertekan sebesar 22,73 poin mengikuti bursa di kawasan Asia. IHSG BEI dibuka turun 22,73 poin atau 0,53 persen menjadi 4.266,04. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 5,82 poin (0,81 persen) ke level 708,27.
"IHSG BEI kembali terkoreksi seiring dengan mayoritas bursa saham Asia, tekanan di pasar saham itu menyusul munculnya kembali ekspektasi pengurangan stimulus (tapering off) the Fed," kata Analis Anugerah Sekurindo Indah, Bertoni Rio di Jakarta, Rabu (4/12).
Menurut Bertoni, sentimen positif dari dalam negeri terkait data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia yang telah dipublikasikan pada awal pekan ini cenderung hanya sesaat, pelaku pasar kembali mengamati hasil kebijakan selanjutnya dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
Meski demikian, ia mengatakan bahwa secara teknikal potensi penguatan indeks BEI masih terbuka meski diwarmai sentimen negatif. Diproyeksikan IHSG akan bergerak pada kisaran 4.260-4.320 poin.
Sementara itu, Tim Analis Teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya mengemukakan bahwa kekhawatiran akan percepatan pengurangan stimulus (tapering off) semakin membesar, sehingga membuat investor cenderung wait and see. Di sisi lain, nilai tukar rupiah cenderung kembali melemah seiring meningkatnya kebutuhan dolar AS untuk pembayaran utang akhir tahun.
"Di tengah kondisi itu, diperkirakan IHSG bergerak mixed dan bisa melanjutkan penurunan. Pergerakan IHSG akan berada di kisaran level 4.265-4.316 poin," paparnya.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 208,37 poin (0,87 persen) ke level 23.702,10, indeks Nikkei-225 turun 393,26 poin (2,46 persen) ke level 15.361,66 dan Straits Times melemah 8,66 poin (0,27 persen) ke posisi 3.179,15.