Selasa 03 Dec 2013 14:26 WIB

BI: Perempuan Lebih Baik Dalam Literasi Keuangan

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Bank Indonesia
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Bank Indonesia (BI) mencatat literasi keuangan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, gender, dan jarak rumah ke kantor cabang bank. Direktur Stabilitas Sistem Keuangan BI Mulya Siregar mengatakan, perempuan memiliki tingkat literasi keuangan lebih tinggi bila dibandingkan pria.

"Analisis menunjukkan perempuan lebih dominan dalam mengelola keuangan meskipun laki-laki lebih paham tentang keuangan," ujar Mulya dalam acara seminar internasional literasi keuangan di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/12).

Survei yang dilakukan BI pada 2012 tersebut menyatakan literasi finansial sangat dekat hubungannya dengan usia dan level pendidikan. Semakin dewasa, pemahaman literasi keuangan semakin membaik. Namun pemahaman akan berkurang di usia tertentu.

Survei juga mengatakan, semakin tinggi pendidikan seseorang, semain tinggi pula pemahamannya terhadap literasi keuangan. Tingginya preferensi untuk menghindari risiko menunjukkan baiknya pemahaman masyarakat.

Mulya mengatakan, jarak antara rumah dan kantor cabang memberikan pengaruh terhadap tingkat literasi keuangan. Jauhnya rumah dari kantor cabang bank terdekat menunjukkan korelasi negatif terhadap tingkat literasi keuangan.

Dalam kesempatan tersebut Mulya juga menyatakan ada banyak tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan literasi keuangan di Indonesia. Literasi keuangan merupakan tugas seluruh pihak, baik regulator, pelaku usaha, maupun masyarakat. Oleh karena itu perlu ada komitmen bersama dalam menyosialisasikan produk keuangan.

Produk keuangan harus diperkenalkan sedini mungkin. Pendidikan produk keuangan sejak dini akan menciptakan generasi yang mampu mengelola keuangan sendiri dan sudah pandai memilih produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhannya. Pelaku usaha diminta untuk tidak menjadikan edukasi keuangan sebagai program amal semata, tetapi dimasukkan sebagai bagian dari pengembangan bisnis.

Hal senada juga diungkapkan ekonom senior World Bank Research Development Bilal Zia. Pendidikan perlu diberikan sedini mungkin karena akan lebih sulit jika pendidikan keuangan diberikan ketika dewasa. Edukasi keuangan akan tidak efekif untuk orang dewasa yang sulit mengubah perilaku mengelola keuangan.

Pendidikan keuangan yang dilakukan kepada generasi muda akan lebih efektif, terutama jika didukung oleh pendidik yang memiliki kemampuan memberikan pendidikan yang tepat. "Pendidikan keuangan akan menjadi efektif jika diberikan pada waktu, audiens, dan cara yang tepat. Ini perlu dikombinasikan dengan intervensi lain dari regulator," kata Zia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement