REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada November 2013 sebesar 0,12 persen. Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-November) 2013 sebesar 7,79 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 8,37 persen.
Kepala BPS, Suryamin, mengatakan inflasi disebabkan oleh kenaikan harga pada perumahan, air, listrik dan bahan bakar yang menyumbang sebesar 0,16 persen. Makanan jadi juga menyumbang inflasi sebesar 0,27 persen. "Harga rokok perlahan-lahan naik," ujar Suryamin, Senin (2/12).
Sedangkan kelompok yang menyumbang deflasi adalah kelompok bahan makanan dan sandang. Kelompok bahan makanan deflasi 0,47 persen dan kelompok sandang deflasi 0,03 persen. Suryamin mengatakan bahan makanan cukup bagus dikendalikan. "Deflasi sandang disebabkan oleh harga emas dan perhiasan yang turun," ujar dia.
Sementara itu, dari 66 kota IHK, 38 kota mengalami inflasi dan 28 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Maumere, yakni sebesar 1,54 persen. Inflasi terendah terjadi di Mataram dan Sibolga sebesar 0,03 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Sorong yakni sebesar 1,29 persen yang disebabkan oleh komoditi pertanian.