Jumat 29 Nov 2013 15:12 WIB

IDB Desak Ahli Perbankan Ciptakan Instrumen Baru Keuangan Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Islamic Development Bank (IDB).
Foto: Alarabiya.net
Islamic Development Bank (IDB).

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI --  Bank Pembangunan Islam mendesak ahli perbankan bekerja tekun menciptakan instrumen keuangan syariah. Hal tersebut guna menjawab tantangan perbankan syariah terkait likuiditas.

Instrumen baru tersebut diantaranya investasi syariah yang mampu memberikan solusi dan peluang baru untuk pembiayaan jangka panjang. Investasi syariah diharapkan bisa membuka cakrawala keuangan syariah untuk memainkan peran lebih besar dalam pembangunan ekonomi.

"Perlambatan dalam investasi asing membuka kesempatan emas bagi jasa keuangan syariah untuk menarik triliunan dolar dari dana asing  dan dialirkana ke proyek-proyek pembangunan," kata Presiden IDB, Ahmed Ali Al Madani seperti dikutip Zawya, Jumat (29/11).

Upaya itu, kata Al Madina, dapat mengembalikan stabilitas dan memajukan ekonomi berkelanjutan. Dia menyoroti beberapa tantangan dunia diantaranya upaya negara-negara besar untuk membangun sistem keuangan internasional yang lebih aman, upaya negara-negara berkembang mengincar reformasi serta berjuang dalam fase transformasi untuk mendapatkan kembali stabilitas makro ekonomi dan pertumbuhan adil.

"Nilai-nilai kepercayaan, kredibilitas, kejujuran, kerjasama dan keadilan dengan berbagi risiko secara jelas dinyatakan dalam dasar-dasar keuangan syariah," ujar Managing Director Dana Moneteri Internasional (IMF), Christine Lagarde.

IDB menyebutkan masalah inklusi keuangan, larangan gharar (ketidakpastian), spekulasi dan perjudian berkurang sejak keuangan syariah hadir. Banyak negara-negara di Afrika dan Asia ingin meningkatkan taraf hidup warganya dengan penggunaan sistem keuangan syariah.

"Melalui pemberdayaan ekonomi, zakat dan wakaf, ekonomi Islam dapat berkontribusi di Afrika dan Asia dalam mengadopsi jalur baru untuk pembangunan ekonomi internasional dan kesejahteraan sosial," ucap Al Madani.

Negara-negara Muslim pun diimbau meningkatkan lingkungan bisnis mereka dan bersaing dalam investasi dan perdagangan mata uang untuk menghilangkan hambatan regulasi menuju inklusi keuangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement