REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini ditutup melemah ke posisi Rp 11.880 per dolar AS atau mengalami pelemahan 95 poin dibanding posisi penutupan sehari sebelumnya Rp 11.785 per dolar AS.
Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada posisi Rp 11.813 per dolar AS atau melemah 48 poin dibanding posisi sehari sebelumnya Rp 11.765 per dolar AS.
Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri di kantornya, Rabu (27/11), mengatakan volatilitas rupiah akhir-akhir ini adalah imbas dari kekhawatiran pasar bahwa tapering off quantitative easing akan dilakukan. Di sisi lain, Chatib menyebut permintaan importir terhadap valas, khususnya dolar AS, mengalami peningkatan. "Itu selalu terjadi begitu, untuk pemenuhan perusahaan dan kebutuhan impornya," ujar Chatib.
Lebih lanjut, Chatib mengatakan pemerintah maupun Bank Indonesia membutuhkan berita baik untuk meredam sentimen pasar. Data inflasi dan neraca perdagangan yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS awal Desember nanti penting untuk dicermati.
"Saya belum tahu angkanya. Tapi, perkiraan kita di Kementerian Keuangan, akan ada inflasi, tapi relatif kecil. Saya masih percaya inflasi akhir tahun 9 persen ke bawah," kata Chatib.
Terkait neraca perdagangan Oktober 2013, Chatib memperkirakan defisit masih akan terjadi. Akan tetapi, defisitnya akan lebih kecil dibanding defisit neraca perdagangan September 2013 sekitar 2,3 miliar dolar AS. "Sekarang perkiraan kita di bawah 600 juta dolar AS. Nanti kita lihat lagi angkanya," ujar Chatib.