Selasa 26 Nov 2013 23:52 WIB

Kadin Peringatkan Pemerintah Antisipasi Krisis 2014

Krisis Ekonomi (ilustrasi)
Foto: ©hangthebankers
Krisis Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengingatkan pemerintah untuk mengantisipasi potensi krisis moneter pada 2014.

"Posisi perekonomian Indonesia selama setahun terakhir sudah memasuki lampu kuning dan harus diantisipasi pemerintah agar jangan sampai terjadi krisis moneter," kata Ketua umum Kadin Indonesia Rizal Ramli, di Jakarta, Selasa (26/11).

Rizal Ramli menjelaskan, ada empat indikator utama perekonomian nasional secara makro yang seluruhnya sudah pada posisi defisit, yakni neraca perdagangan, neraca berjalan, neraca pembayaran, dan anggaran.

Pada perdagangan internasional, kata dia, pada 2008 posisinya surplus hingga 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS), tapi saat ini justru minus hingga 6 miliar dolar AS.

Kemudian transaksi berjalan, ungkapnya, saat ini defisit mencapai 9,8 miliar dolar, neraca pembayaran defisit hingga 4 miliar dolar, serta anggaran dalam asumsi APBN 2013 maksimal minus 1,5 persen.

"Namun praktiknya bisa lebih dari asumsi tersebut," katanya.

Rizal Ramli menjelaskan posisi perekonomian Indonesia secara makro yakni defisit ditambah beban utang luar negeri mencapai sekitar 47 triliun dolar AS. Bila itu tidak bisa dikendalikan baik maka akan berdampak pada terus merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

Jika kondisi ini tidak bisa diantisipasi oleh pemerintah, Rizal memperkirakan, nilai rukar rupiah akan terus merosot hingga sekitar Rp12.000 per dolar AS. "Kalau ini sampai terjadi, maka Indonesia akan kembali memasuki krisis moneter," katanya.

Mantan Menko Perekonomian pada era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid ini menilai, kalaupun sampai terjadi krisis moneter tidak separah kondisi krisis moneter tahun 1998.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement