REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perbankan di tanah air tengah mengejar target penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Target penyaluran KUR nasional untuk 2013 adalah sebesar Rp 36 triliun. Per September, penyaluran sudah mencapai 79,8 persen atau Rp 28,7 triliun.
Terdapat 7 bank nasional yang menyalurkan KUR, yakni PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), PT Bank Mandiri, Tbk, PT Bank Tabungan Negara, Tbk (BTN), Bank Bukopin, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah). Bank Mandiri, sebagai penyalur KUR kedua terbesar, telah mencapai 50 persen dari target yang sebesar Rp 3,6 triliun. Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 1,8 triliun hingga September 2013. "Mudah-mudahan bisa dikejar," ujar Direktur Komersil dan Bisnis Bank Bank Mandiri, Sunarso, Jumat (22/11). KUR tersebut disalurkan pada 39.579 debitur.
Sejak diluncurkan Oktober 2007 sampai September 2013, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 12,6 triliun untuk 250.032 debitur dengan rata-rata kredit Rp 50,4 juta per debitur.
Rasio kredit bermasalah (NPL) KUR Bank Mandiri per September meningkat menjadi 4,3 persen. Angka tersebut setara dengan NPL KUR secara nasional. NPL didominasi oleh sektor perdagangan. Porsinya sekitar 77 persen dari keseluruhan sektor.
Sunarso mengatakan kenaikan NPL disebabkan oleh ketidaklancaran penyaluran melalui linkage. Bank Mandiri memiliki dua pola penyaluran KUR, yakni pola linkage dan individual. "Masuk kuartal II-2013, ada kenaikan BI Rate, penyaluran kredit ke linkage tidak selancar semula. Berdampak ke penyaluran KUR yang linkeage. Untuk penuhi target, akhirnya banyak lewat individual," ujar dia.
Padahal penyaluran melalui linkage lebih baik kualitasnya karena NPL rendah. Alasan penyaluran melalui linkage lebih lancar daripada penyaluran melalui individu adalah fungsi administrasi dan akses ke pasar sudah bisa ditangani lembaga linkage. Sunarso mengatakan individu dalam lembaga linkage tersebut sudah terorganisir dan terlatih.
Sementara itu, penyaluran melalui individu lebih tinggi risiko kredit bermasalahnya karena edukasi yang masih kurang pada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). "Kita masih ada masalah bahwa pelaku UMKM yang tersebar masih butuh edukasi. Edukasi itu walaupun selama ini sudah dilakukan, belum menjangkau semua," ujar dia.
Ke depannya, Bank Mandiri optimistis dapat meningkatkan penyaluran melalui linkage. Salah satunya dengan meningkatkan hubungan dengan nasabah grosir atau wholesale dan korporasi. Untuk saat ini, nasabah grosir dan korporasi yang telah mengikuti linkage di Bank Mandiri tidak sampai 20 persen.
BRI sebagai penyalur KUR terbesar menargetkan dapat menyalurkan KUR sebesar Rp 19 triliun, atau lebih dari 50 persen target total KUR Nasional. Sekretaris Perusahaan BRI, Muhamad Ali, mengatakan, realisasi KUR per Oktober 2013 mencapai Rp 82,2 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 8,9 juta orang. Penyaluran KUR BRI melalui sektor ritel dan mikro.
Oustanding ritel dan mikro masing-masing sebesar Rp 16,41 triliun dan Rp 65,83 triliun, debiturnya lebih dari 96 ribu UMK dan lebih dari 8.8 juta UMK, dengan rata-rata kredit Rp 170 juta per debitur dan Rp 7,48 juta per debitur. NPL dapat dijaga di level 2,22 persen.
Ali mengatakan salah satu kunci penyaluran KUR pada ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni yang ditugaskan menangani KUR oleh perusahaan. "Saat ini ada sekitar 18 ribu tenaga profesional yang secara langsung terlibat menyukseskan ekspansi KUR ini," ujar Ali.
Pegawai tersebut dialokasikan ke berbagai posisi yakni Kepala BRI Unit, bagian administrasi, mantri KUR dan asisten mantri KUR. Selain SDM, ekspansi jaringan mikro BRI juga salah satu faktor yang menentukan dalam penyaluran KUR BRI. Per Oktober 2013, jaringan mikro BRI telah berjumlah 7.646 unit, yang terdiri dari 2.159 Teras BRI, 407 Teras BRI Mobile, dan 5.080 Kantor BRI Unit.