REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Citi Country Officer Citibank Indonesia Tigor M Siahaan menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 akan berada di bawah enam persen, di batas tengah ke bawah prediksi Bank Indonesia (BI). "BI kan melihat pertumbuhan ekonomi tahun depan 5,8-6,2 persen, kami melihat mungkin di bawah enam persen. Menurut saya itu masih relatif bagus," ujar Tigor saat ditemui dalam peluncuran kartu kredit Citibank di Jakarta, Kamis (21/11).
Menurut Tigor, gelaran pemilu pada 2014 cukup memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Tanah Air di mana konsumsi domestik diperkirakan memang masih akan tinggi kendati perekonomian melambat. "Dengan adanya pemilu akan sedikit lebih baik (pertumbuhannya) karena more spending bukan hanya di Jakarta tapi juga di seluruh pelosok nusantara, jadi itu akan sedikit membantu mem-bridge consumption," kata Tigor.
Belanja pemilu tersebut, lanjut Tigor, memang menjadi keuntungan tersendiri bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia walaupun tengah terjadi volatilitas di pasar global. "Volatilitas di global market akan terus ada sampai isu tapering off The Fed selesai," ujar Tigor.
Tigor menambahkan, konsumsi domestik saat ini memang lebih banyak yang berorientasi impor yang kemudian menyebabkan gejolak terhadap neraca transaksi berjalan yang mengalami defisit selama delapan kuartal. Namun Tigor meyakini, dengan nilai tukar rupiah yang kini berbeda dari sebelumnya, kemungkinan akan terjadi perbaikan (adjustment) terhadap jumlah impor.
"Apakah adjustment impor tersebut akan memberikan efek terhadap local consumption? Ada tapi tidak banyak. Karena purchasing power kita masih lumayan besar dan juga middle income class kita sudah mulai lebih merata dari sebelumnya," kata Tigor.