REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Ikatan Saudagar Muslim Indonesia, Ilham A Habibie mengatakan, iklim usaha di Indonesia belum cukup baik bagi pengembangan usaha kecil menengah (UKM).
Menurutnya, sebuah usaha itu tumbuh bisa secara mandiri dari kecil dan ada yang bekerja sama dengan perusahaan besar sebagai suplyer seperti yang dilakukan di beberapa negara, termasuk Jerman.
"Indonesia itu banyak perusahaan besar, tetapi kelemahan kita banyak perusahaan ini pemiliknya bukan orang Indonesia sehingga keberpihakan pada UKM kurang," ujarnya usai menjadi pembicara dalam upacara wisuda sarjana dan pasca sarjana di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Sabtu (16/11).
UAD mewisuda 1.414 sarjana dan program pasca sarjana. Dua puluh persen dari wisudawan tersebut berhasil meraih predikat 'cumlaude'.
Menurut Ilham, UKM di Jerman dan Jepang bisa berkembang dengan baik karena mereka berkoalisi dengan perusahaan besar. UKM menjadi suplyer sejumlah produk bagi perusahaan tersebut. "Di Indonesia ada UKM banyak tapi tidak banyak yang yang tersalur sebagai suplyer bagi dunia industri," katanya.
Ia berkata, banyak alasan hal itu terjadi. Selain kurangnya keberpihakan industri (pengusaha) ke UKM, masyarakat Indonesia sendiri sering tidak percaya menggunakan produk lokal.
Karenanya, ke depan dibutuhkan keberpihakan dari pemerintah secara lebih besar. Salah satunya dengan meningkatkan daya saing UKM di Indonesia. Sebab, menurut Ilham, 99 persen jumlah karyawan Indonesia bekerja di UKM, dan hanya satu persen yang bekerja di Industri besar.
Namun, ironisnya UKM hanya menyumbang 65 persen Produk Domestik Bruto Indonesia, sementara industru yang tenaga kerjanya hanya satu persen mampu menyumbang ss persen PDB.
Karenanya masih kata Ilham, jika tidak ada pemberdayaaan UKM maka keberadaannya akan semakin terancam ke depannya. Pasalnya, industri semakin kemana-mana mencari peluang.
Ilham mencontohkan banyak berdirinya toko waralaba di berbagai daerah. Untuk itu, bukan hanya pembatasan usaha waralaba saja yang harus dilakukan pemerintah, tetapi juga mendidik UKM dan membinanya agar lebiih berdaya saing.
Pendidkan dilakukan dalam bentuk pelatihan manajemen, peningkatan kualitas produk dan pemasaran menggunakan teknologi informasi.