REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, Kamis (Jumat pagi WIB), naik untuk pertama kalinya dalam enam sesi karena ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru untuk mencabut kebijakan stimulus moneternya. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 17,9 dolar AS, atau 1,41 persen, menjadi ditutup pada 1.286,3 dolar AS per ounce.
Wakil Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan dalam keterangannya yang disiapkan untuk Kongres, bahwa meskipun ekonomi AS secara signifikan lebih kuat dan terus membaik, negaranya harus "lebih jauh lagi untuk pergi mendapatkan kembali kekuatan yang hilang dalam krisis dan resesi."
Sementara pernyataan Yellen hampir tidak mengejutkan, mereka sudah cukup untuk memicu sebuah putaran "short covering" setelah lima sesi penurunan berturut-turut pada emas. Emas juga mendapat dukungan pada Kamis karena Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran pertama kalinya, turun tipis 2.000 menjadi 339.000 dalam pekan yang berakhir 9 November, lebih tinggi dari perkiraan ekonom sebanyak 335.000.
Dewan Emas Dunia (WGC)dalam sebuah laporan yang dirilis pada Kamis, mengatakan bahwa permintaan emas fisik pada kuartal ketiga turun 21 persen dari waktu yang sama tahun lalu menjadi 868,5 metrik ton. Analis pasar berpendapat bahwa jika harga emas tidak menembus 1.430 dolar AS dalam dua kuartal berikutnya, permintaan investasi untuk emas dapat terus menurun.