Rabu 13 Nov 2013 09:16 WIB

BI Rate Naik, Pendapatan Multifinance Tertekan

Rep: Satya Festiani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Suku bunga Bank Indonesia
Foto: IST
Suku bunga Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendapatan perusahaan pembiayaan atau multifinance tertekan oleh era suku bunga tinggi. Pasalnya, perbankan telah menaikan suku bunga seiring kenaikan BI Rate. Perusahaan pembiayaan masih belum mengikuti penyesuaian kenaikan suku bunga.

Direktur Utama PT Mega Central Finance Wiwie Kurnia mengatakan, perusahaan pembiayaan belum mengikuti kenaikan suku bunga perbankan. Padahal, sudah dari 3 bulan lalu industri perbankan di Indonesia menaikkan suku bunga bank-nya terhadap multifinance sebesar 1-1,5 persen. Sedangkan sumber pendanaan Mega Central Finance semuanya dari perbankan.

Suku bunga multifinance masih sama seperti sebelum BI Rate mengalami kenaikan. "Ini masih ada gap. Dampaknya pertumbuhannya agak sedikit terhambat," ujar Wiwie, Selasa (12/11). 

Bunga Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) 2013 bertenor 1, 2 dan 3 tahun masing-masing sebesar 4,18 persen, 4,68 persen dan 4,88 persen. "Padahal sebelum dolar AS jadi Rp 11.500 juga masih 4 persenan," ujar dia.

Belum dinaikannya suku bunga berdampak pada pendapatan multifinance. Kenaikan bisnis menjadi tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.

Wiwie mengatakan, laba tahun ini pasti turun seperti yang terefleksi pada pertumbuhannya. "Kenaikan profit yang biasanya naik minimal 15 persen, tahun ini mungkin dibanding tahun lalu turun sedikit," ujar dia. Ia berharap laba tahun ini sama dengan tahun lalu. Akan lebih baik jika dapat tumbuh 10 persen. 

Sementara itu, target penjualan kendaraan roda empat pada 2013 diharapkan menyentuh angka 1,1 juta dan 7,7 juta unit untuk kendaraan roda dua atau sepeda motor. Pelaku industri optimistis angka tersebut dapat terealisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement