Selasa 12 Nov 2013 12:38 WIB

Perlambatan Ekonomi Tak Pengaruhi Pertumbuhan Multifinance

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Adira Finance, salah satu perusahaan pembiayaan di dalam negeri.
Adira Finance, salah satu perusahaan pembiayaan di dalam negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan pembiayaan masih dapat tumbuh di tengah perlambatan ekonomi. Aturan-aturan yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) seperti kebijakan loan to value (LTV) dan kenaikan suku bunga untuk mengerem pertumbuhan agar lebih stabil juga tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan perusahaan pembiayaan atau multifinance.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi, mengatakan tahun ini perusahaan pembiayaan telah melewati masa sulit pada 2012 dengan adanya peraturan kenaikan uang muka atau down payment (DP). Strategi pembiayaan pada awal 2013 membuat pembiayaan meningkat sampai Juni. "Masuk Juli krisis lagi karena suku bunga naik," ujar Suwandi dalam seminar nasional mengenai 'Strategi Pembiayaan Otomotif dan Perumahan di Era Bunga Tinggi' di Jakarta, Selasa (12/11).

Namun, dengan strategi yang dikeluarkan, pembiayaan masih meningkat. Suwandi mengatakan penjualan kendaraan roda dua pada 2013 akan menembus 7,7 juta unit, meningkat 10 persen dari realisasi 2012 yang sebesar 7 juta unit. Sedangkan penjualan kendaraan roda empat akan menembus 1,2 juta unit, meningkat dari penjualan pada akhir 2012 yang sebesar 1,1 juta unit.

Direktur Pengawasan Lembaga Pembiayaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Aloysius Saragih, mengatakan hingga kuartal III-2013 kinerja industri pembiayaan masih positif. Aset perusahaan pembiayaan meningkat sebesar 14,67 persen yoy dari Rp 341,7 triliun menjadi Rp 391,6 triliun. Sementara nilai piutang leasing juga tumbuh 9 persen menjadi Rp 116,7 triliun. "Masih cukup baik," ujarnya.

Aloysius mengatakan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh regulator memang memberikan tekanan, tapi di sisi lain juga menjaga agar tetap stabil. "Kalau kebijakan tak keluar, ceritanya lain mungkin. Pemerintah dan BI bukan mengambil kebijakan tanpa dasar," paparnya.

Direktur Utama PT Mega Central Finance, Wiwie Kurnia, mengatakan kondisi perekonomian Indonesia sekarang ini cukup stabil bila dibandingkan dengan kondisi di awal dan pertengahan tahun 2013. Industri multifinance per September 2013 mencatatkan jumlah pembiayaan sebesar Rp 340 triliun. Sementara laba tercatat sebesar Rp 10,9 triliun.

"Yang harus dicermati adalah profit (laba). Profit yang ada di 2011-2012 terjadi pertumbuhan yang signifikan di atas 30 persen. Apa yang terjadi dengan profit kita? Ada fenomena persaingan semakin berat," kata Wiwie.

Tekanan biaya dana telah membuat pertumbuhan laba tidak sebesar tahun sebelumnya. Biaya dana disebabkan oleh disparitas dalam hal bunga. Perbankan sudah menaikan bunga, sedangkan perusahaan pembiayaan belum. Hal ini cukup disayangkan mengingat dominasi dana multifinance berasal dari perbankan.

"Kita semua rasakan perbankan sudah mulai naikkan suku bunga pinjaman. Dana perusahaan pembiayaan sendiri sebanyak 65 persen dari bank. Kalau ada yang bikin obligasi, pasti lebih tinggi dari pada Juni. Ini akibat kondisi ekonomi," ujar Wiwie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement