REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan jasa pembiayaan PT Indomobil Multi Jasa Tbk akan melepas 1,29 miliar lembar saham ke publik atau sekitar 25 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor. Perseroan mematok harga saham di kisaran harga Rp 500-Rp 650 per lembar. Sehingga diperkirakan dana hasil penawaran saham perdana mencapai Rp 645 miliar-Rp 839 miliar.
Direktur Utama Indomobil Multi Jasa Jusak Kertowidjojo mengatakan sekitar 60 persen dana hasil initial public offering (IPO) akan dipakai untuk pengembangan bisnis dan modal kerja anak perusahaan. "Sisanya digunakan untuk mengurangi pinjaman anak usaha," kata Jusak, Senin (11/11).
Perseroan membawahi dua entitas anak, yaitu PT Indomobil Finance Indonesia dan PT CSM Corporatama atau Indorent. Sekitar 60 persen dana hasil IPO yang dipakai untuk pengembangan anak usaha, dua per tiganya akan dipakai untuk Indorent dan sisanya Indomobil Finance.
Anak usaha PT Indomobil Sukses Internasional Tbk ini menunjuk PT CIMB Securities Indonesia, PT Deutsche Securities Indonesia, PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Kresna Graha Sekurindo dan PT Buana Capital sebagai penjamin pelaksana emisi. Perseroan memperkirakan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan berlangsung pada 5 Desember 2013.
Hingga akhir semester pertama, Indomobil Multi Jasa membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 12,9 persen menjadi Rp 694,7 miliar. Pendapatan diraih dari segmen jasa keuangan dan sewa kendaraan. Segmen jasa keuangan memberikan kontribusi 54,5 persen dari total pendapatan. Sisanya diperoleh dari sewa kendaraan.
Laba bruto Indomobil Multi Jasa meningkat 5,2 persen menjadi Rp 319,3 miliar hingga akhir Juni 2013. Sedangkan laba komprehensif periode tahun berjalan menjadi Rp 31,84 miliar atau tumbuh 113,3 persen.
Perseroan menyediakan pembiayaan kendaraan bermotor untuk pembelian sepeda motor, mobil, kendaraan komersial dan alat berat. Segmen usaha pembiayaan kendaraan bermotor memiliki total piutang senilai Rp 5,22 triliun. Sekitar 23,2 persen merupakan pembiayaan roda dua.
Perseroan meyakini pembiayaan kendaraan bermotor akan tetap menguntukan. Apalagi dengan keluarnya aturan low cost green car LCGC). "Porsi LCGC akan lebih besar tahun depan," kata Jusak.