Jumat 08 Nov 2013 14:46 WIB

Indonesia Tuan Rumah Konferensi Asuransi Internasional ke-9

Asuransi (Ilustrasi)
Foto: wepridefest.com
Asuransi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Asuransi Mikro Internasional ke-9 pada 12-14 November 2013 yang bakal dihadiri sekitar 400 ahli bidang mikro asuransi.

"Koferensi ini sangat tepat meningat upaya bersama yang dilakukan OJK dan industri asuransi telah sepakat bahwa pengembangan produk asuransi mikro merupakan jawaban untuk menuju industri asuransi yang inklusif," kata Anggota Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif Pengawasan Industri Keuangan Nonbank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani dalam dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (8/11).

Menurut Firdaus, pengembangan asuransi mikro harus didukung agar masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan manfaat sesuai dengan kebutuhan, dengan premi yang terjangkau, polis yang mudah dipahami dan pembayaran klaim yang cepat. "Kami berharap banyak pelaku bisnis asuransi menghadiri konferensi ini dan belajar dari para ahli bidang asuransi mikro di seluruh dunia," katanya.

Sementara itu Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI) yang juga Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Kornelius Simanjuntak mengatakan Indonesia memiliki kesempatan besar mengembangkan asuransi mikro. "Konferensi tersebut merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk belajar dari pengalaman sesama pelaku industri asuransi di seluruh dunia," kata Kornelius.

Konferensi tersebut rencananya akan digelar di Hotel Sultan Jakarta pada 12-14 November 2013. Penyelenggaraan konferensi tersebut merupakan kerja sama antara Munich Re Foundation, Microinsurance Network, DAI dan OJK.

Pokok bahasan konferensi itu akan fokus pada status dan perkembangan asuransi mikro di wilayah Asia dan Oceania serta kecenderungan global yang mencakup masalah kritis seperti distribusi, model bisnis dan investasi. Menurut hasil penelitian Munich Re Foundation dan GIZ, sektor asuransi mikro di Asia Oceania telah menjangkau 172 juta jiwa dan mencakup properti, yang menggambarkan 40 persen laju pertumbuhan pada tahun 2010 dan 2012.

India memimpin pasar dengan lebih dari 100 juta, sementara Malaysia dan Indonesia memiliki pasar asuransi mikro dengan prospek paling cerah dengan laju pertumbuhan masing-masing 185 persen dan lebih dari 100 persen pada periode yang sama. Meskipun prestasi tersebut membanggakan namun saat ini sektor asuransi mikro masih kurang dari lima persen penduduk yang tinggal di Asia Oceania.

"Jika penduduk berpenghasilan rendah tidak mampu mengelola risiko maka mereka tidak bisa lepas dari rantai kemiskinan sehingga akses asuransi bagi mereka penting untuk pembangunan berkelanjutan," kata Ketua Jaringan Asuransi Mikro dan Fasilitas Inovasi Asuransi Mikro Organisasi Buruh Internasional, Craigh Churchill.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement