REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Kamis (7/11) atau Jumat (8/11) pagi WIB, karena dolar AS melonjak setelah Bank Sentral Eropa (ECB) secara tak terduga menurunkan suku bunganya.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 9,3 dolar AS atau 0,71 persen, menjadi ditutup pada 1.308,5 dolar AS per ounce. Kontrak memberikan kembali hampir semua keuntungan 9,7 dolar AS per ounce yang diraih pada Rabu (6/11), ketika harga berjangka rebound dari tingkat terendah tiga minggu karena melemahnya dolar AS.
Para analis pasar mengatakan, logam mulia, seperti emas, seperti semua pasar lainnya, menjadi hidup ketika ECB mengejutkan semua orang dengan penurunan suku bunga 25 basis poin. Pada Kamis (7/11) waktu setempat, ECB memangkas suku bunga acuan utamanya sebesar seperempat persentase poin menjadi 0,25 persen.
Menyusul keputusan itu, euro merosot sekitar 0,6 persen terhadap dolar AS. Dolar AS yang lebih kuat cenderung membebani harga komoditas berdenominasi dolar, termasuk emas. Selain itu, angka produk domestik bruto AS kuartal ketiga yang secara mengejutkan baik, juga menekan emas.
Menurut Departemen Perdagangan AS, ekonomi negara adikuasa itu tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 2,8 persen pada kuartal ketiga, laju tercepat dalam setahun. Kenaikan dalam pertumbuhan AS akan memberikan pembuat kebijakan Federal Reserve lebih banyak fleksibilitas untuk mengurangi kebijakan pelonggaran kuantitatifnya.Sementara perak untuk pengiriman Desember turun 11,1 sen, atau 0,51 persen, menjadi ditutup pada 21,657 dolar AS per ounce.