Kamis 07 Nov 2013 16:18 WIB

Maybank GMT Ramaikan Industri Aset Manajemen Tanah Air

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Gedung Maybank/Ilustrasi
Foto: Republika
Gedung Maybank/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Maybank GMT Asset Management (Maybank GMT) ikut meramaikan industri aset manajemen Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Maybank GMT menargetkan menjadi sepuluh perusahaan aset manajemen di tanah air dalam hal jumlah dana kelolaan pada 2017.

Maybank GMT merupakan perusahaan milik Maybank yang baru diakuisisinya. Chief Excecutive Officer (CEO) Maybank Asset Management Group, Nor 'Azamin Salleh mengatakan masuknnya Maybank ke industri aset manajemen di Indonesia mampu memperkokoh strategi ekspansi bisnis aset manajemen Maybank Asset Management (Maybank AM) untuk menjadi pemimpin pasar di Asia Tenggara pada 2017.

Dengan menjadi bagian dari Maybank AM, Maybank GMT saat ini dapat memanfaatkan keahlian tim investasi perusahaan di pasar utama Asia Tenggara yaitu Malaysia, Indonesia, Singapura dan Thailand ditambah keahlian investasi yang fokus Asia dari Maybank AM. Perusahaan kini dapat menawarkan produk-produk yang lebih bervariasi kepada investor dan calon investor di Indonesia.

"Kami dapat memberikan layanan yang berkaitan dengan solusi investasi mulai dari produk konvensional hingga solusi investasi syariah dan juga sektor private equity," ujarnya saat peluncuran Maybank GMT Asset Management di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (7/11).

Menurutnya Indonesia merupakan pasar yang sangat menarik dan memiliki perekonomian terbesar di Asia Tenggara dengan populasi keempat terbesar di dunia. Ditambah lagi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 persen pada 2012. Indonesia, kata Nor 'Azamin, memiliki utang relatif rendah dengan rasio 26,0 persen dari Produk Domestil Bruto (GDP). Indonesia juga menjadi salah satu negara dengan perekonomian paling tangguh di Asia denggan ekonomi yang tumbuh konsisten di atas 6 persen selama tiga tahun terakhir.

Direktur Utama Maybank GMT Asset Management, Marto Sutiono mengatatakan fokus perusahaan adalah pada dana konvensional dan syariah yang diinvestasikan ke pasar Asia. "Kami percaya produk syariah akan mendapatkan respon lebih kuat dari publik umum melihat lebih dari 80 persen penduduk Indonesia adalah Muslim," ujarnya. Namun saat ini Maybank GMT baru mengeluarkan produk konvensional saja. Sedangkan untuk produk syariah baru akan dikeluarkan tahun depan.

Marto optimis tentang prospek potensi pertumbuhan Maybank GMT. Menurutnya banyak hal yang bisa ditawarkan kemitraan ini. "Dengan menggabungkan keahlian tim lokal dan regional, kami percaya dapat memperkenalkan berbagai macam produk yang lebih bervariasi untuk memenuhi kebutuhan investor di Indonesia yang tumbuh pesat," kata dia.

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK, Noor Rachman berharap  Maybank GMT dapat membawa ilmu dan teknologi bagi kemajuan pasar modal tanah air. "Pasar modal Indonesia masih kecil tapi di sisi lain ini menunjukkan ruang yang cukup besar untuk tumbuh," ucap Noor.

Investor reksadana di Indonesia saat ini berjumlah 300 ribu investor. Sementara itu investor saham sebanyak 370 ribu investor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement