Senin 04 Nov 2013 14:57 WIB

Muslim Berkontribusi dalam Perekonomian Inggris

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Muslim Inggris
Muslim Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kaum Muslim berkontribusi dalam kekayaan dan perekonomian Inggris. Laporan yang dikeluarkan Dewan Muslim Inggris mengungkapkan Muslim Inggris berkontribusi lebih dari 31 miliar Pound Sterling terhadap perekonomian Inggris.

Negara tersebut memiliki 2,78 juta penduduk Muslim dengan daya beli 20,5 miliar Pound Sterling. Di ibukota Inggris, London, ada lebih dari 13 ribu usaha milik Muslim dan 10 ribu jutawan Muslim diantaranya memiliki aset likuid senilai 3,6 miliar Pound Sterling. "Semangat kontribusi positif dari populasi Muslim Inggris harus disorot," kata Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris, Farooq Murad seperti dikutip The National baru-baru ini.

Pekan lalu, London didapuk menjadi tuan rumah perhelatan 'World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-9'. Ini merupakan langkah pertama keterlibatan langsung Eropa dalam mempromosikan ekonomi Islam. "London adalah rumah bagi populasi multikultural dan pintu gerbang besar untuk perdagangan, keuangan, budaya, ide dan filosofi," ucap Ketua WIEF, Tun Musa Hitam. 

Nilai keuangan dan investasi syariah diperkirakan akan mencapai 2,5 triliun dolar AS pada 2017. Dalam periode tersebut, secara keseluruhan ekonomi Islam diperkirakan bernilai 8 triliun dolar AS.

Walikota London, Boris Johnson mengatakan keuangan Muslim Inggris membuat negara tersebut menjadi prospek menarik bagi WIEF dan membawa investasi serta membangun hubungan ekspor yang secara signifikan memperkuat ekonomi.

WIEF didirikan pada 2003 sebagai wajah bisnis Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat di negara-negara Muslim dan masyarakat Muslim di seluruh dunia melalui kemitraan bisnis. Kemitraan tersebut dapat menjadi jembatan menuju perdamaian sejati dan kemakmuran antara dunia Muslim dan non-Muslim. Tahun lalu, transaksi diperkirakan mencapai 5,8 miliar poundsterling.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengatakan beberapa pasar paling cepat berkembang di dunia adalah negara bermayoritas Muslim. "Ini membuat permintaan produk keuangan syariah terus  tumbuh dan menyajikan peluang besar bagi Inggris," ujarnya.

Pihaknya bertekad menjadikan Inggris tempat terbaik untuk memulai, menumbuhkan dan melakukan bisnis syariah. "Kami adalah mitra global pilihan untuk keuangan syariah karena memiliki keahlian, inovasi dan layanan penting untuk pertumbuhan industri," ucap Cameron.

Dengan dukungan langsung pemerintah, keuangan syariah merupakan topik panas di Inggris. Beberapa waktu lalu, Cameron mengumumkan rencananya membuat skema keuangan pemerintah sesuai prinsip-prinsip syariah untuk siswa dan pengusaha Muslim.

Kepala Eksekutif situs IslamicBanker.com, Shakeeb Saqlain mengatakan ada kesenjangan alat yang tersedia untuk profesional di bidang industri keuangan syariah. Menurutnya, suatu bisnis bergantung pada ketepatan waktu, informasi akurat dan pemanfaatan peluang bisnis. "Tetapi dalam perbankan syariah, terutama di pasar OKI, informasi tidak mudah diakses dan komunikasi adalah sebuah beban," ujarnya.

Untuk itu, ia membuat website untuk mengisi kesenjangan tersebut. Situs ini terdiri dari 15 ribu anggota di seluruh dunia dan menyediakan alat keuangan khusus seperti pemeriksaan saham syariah dan monitor sukuk. "Kami percaya saat orang berbisnis, mereka melupakan perbedaan politik, agama dan ideologi mereka," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement