Ahad 03 Nov 2013 13:47 WIB

Kazakstan Kembangkan Lagi Keuangan Syariah

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Agung Sasongko
Syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kazakstan bersemangat kembali menghidupan keuangan syariahnya. Ini terjadi karena Kepala Bank Sentral Kazakstan terpilih memiliki visi dan misi yang kuat soal keuangan syariah.

Beberapa waktu lalu, Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev memecat kepala bank sentral, Grigori Marchenko dan menggantinya dengan Kairat Kelimbetov. Kondisi ini dinilai mampu menjadi penggerak baru bagi keuangan syariah Kazakhstan.

"Hampir lima tahun setelah memperkenalkan perbankan syariah, situasi di Kazakhstan tidak berubah. Pendahulunya mencoba menghentikan segalanya," ucap Anggota Dewan Direktur Eksekutif Bank Pembangunan Islam (IDB) yang berbasis di Jeddah, Yerlan Baidaulet di sela-sela World Islamic Economic Forum, seperti dikutip Reuters, belum lama ini.

Populasi Kazakhstan mencapai 17 juta orang dimana 70 persennya adalah Muslim. Meski pemerintah setempat mengatakan ingin menjadikan negaranya sebagai pusat keuangan syariah, namun nyatanya kemajuan industri syariah sangat lambat. Sebagian disebabkan karena pemerintah menyatakan ingin menjadi negara sekuler dan para pejabat tidak ingin terang-terangan menampilkan agama tertentu.

Bank Al Hilal berbasis di Abu Dhabi adalah bank syariah tunggal di Kazakhstan. Sejauh ini, bank yang dibuka pada Maret 2010 belum mampu menggaet pasar. Saat ini, hibah dari IDB sudah siap untuk memulai penyusunan undang-undang perbankan syariah baru.

"Ini akan menggantikan hukum yang disahkan pada 2008 yang tidak memiliki detail cukup efektif," ujar Baidaulet. Menurutnya hukum perbankan syariah memiliki paket amandemen berbeda. "Kami berharap dapat membawa undang-undang baru secepatnya," kata dia.

Pada Maret, Perusahaan Islam untuk Pengembangan Sektor Swasta (ICD), divisi sektor swasta dari IDB telah mengambil saham di Bank Zaman untuk mengubahnya menjadi pemberi pinjaman syariah dan ditargetkan dapat beroperasi tahun depan.

Pada Juli tahun lalu, Bank Pembangunan Kazakhstan mengeluarkan 75,5 juta dolar AS untuk obligasi syariah (sukuk). ICD sedang dalam proses peluncuran perusahaan leasing syariah di Kazakhstan tahun ini dengan modal sebesar 36 juta dolar AS.

Sementara itu, dana energi terbarukan Kazakhstan dikelola oleh ICD dan saat ini dalam tahap penutupan meningkatkan modal dan bertujuan memiliki modal hingga 70 juta dolar AS. Perusahaan hipotek syariah berusaha menarik investor asing dengan modal 50 juta dolar AS.

Pada Maret, ICD menawarkan 20 juta dolar AS pembiayaan syariah untuk proyek-proyek pengembangan real estate di Kazakhstan dan mengalokasikan 40 juta dolar AS untuk pembiayaan usaha kecil dan menengah di negara tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement