REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun tajam pada Kamis (31/10) atau Jumat (1/11) pagi WIB, setelah bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) mempertahankan skema pembelian obligasinya tak berubah. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember kehilangan 25,6 dolar AS, atau 1,9 persen, menjadi ditutup pada 1.323,7 dolar AS per ounce.
Meskipun The Fed pada Rabu (30/10) memutuskan untuk mempertahankan tingkat kecepatan pembelian obligasi 85 miliar dolar AS per bulan, prospek ekonomi bank sentral AS yang lebih cerah dari perkiraan dapat menunjukkan bahwa mereka akan mulai segera memangkas pembelian tersebut. Beberapa analis pasar percaya bahwa kemungkinan pengurangan stimulus tidak dapat dikesampingkan pada pertemuan kebijakan Fed pada Desember.
Dolar yang sedang menguat lebih lanjut memperlemah emas karena dolar naik terhadap mata uang utama lainnya di tengah ekspektasi jalur kebijakan yang berbeda oleh bank sentral AS dan Eropa. Secara teknis, emas tetap pada jalur "bullish", karena permintaan fisik untuk emas masih kuat, analis pasar mengatakan.
Harga emas turun 0,3 persen pada Oktober setelah penurunan 4,9 persen pada September. Perak untuk pengiriman Desember merosot 1,116 dolar AS, atau 4,86 persen, menjadi ditutup pada 21,867 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 31,5 dolar AS, atau 2,13 persen, menjadi ditutup pada 1.448,4 dolar AS per ounce.