Jumat 01 Nov 2013 10:48 WIB

BI Dorong Perbankan Tingkatkan 'Fee Based Income'

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Gedung Bank Indonesia
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Gedung Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mendorong perbankan untuk meningkatkan pendapatan non bunga atau fee based income berbasis teknologi informasi. Laba bank saat ini masih ditopang oleh bunga kredit. Padahal, pendapatan yang berasal dari bunga kredit dinilai tidak stabil.

Sumber pendapatan operasional bank di Indonesia lebih dr 80 persen didominasi oleh pendapatan bunga kredit. "Pendapatan bank kalau bisa lebih besar juga dari fee karena cenderung lebih stabil. Bunga kredit tergantung siklus kegiatan ekonomi. Kalau turun, pendapatan bunga turun jadi lebih besar," ujar Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, Kamis (31/10).

Sementara itu, dari sisi dana masih didominasi Dana Pihak Ketiga (DPK). Porsi simpanan berjangka dalam DPK masih dominan atau sekitar 44,16 persen karena risikonya lebih rendah sehingga beberapa bank berupaya menggaet deposito melalui pemberian imbalan non-bunga seperti cash bank dan hadiah.

Halim mengatakan, di Indonesia, bank-bank memiliki inovasi yang cukup tinggi dalam penghimpunan dana. "Masyarakat kita masih suka iming-iming bunga, hadiah, jadi kompetisinya ketat berebut dana," ujar dia. Hal tersebut mengakibatkan sulitnya menurunkan biaya dana dan membuat bunga kredit lebih tinggi dibanding negara lain.

Oleh karena itu, BI mewajibkan bank untuk memasukan action plan penurunan suku bunga kredit ke dalam rencana bisnis bank (RBB) sejak 2012 serta publikasi suku bunga dasar kredit (SBDK). Halim mengatakan manfaat penurunan bunga kredit adalah meningkatkan permintaan dan pemanfaatan kredit dalam pembiayaan aktivitas ekonomi, menurunkan biaya investasi sehingga dapat menurunkan investasi, serta transmisi kebijakan moneter juga lebih efektif dalam mempengaruhi aktivitas perekonomian.

Bunga kredit pun dapat diturunkan jika suku bunga dana turun. Dalam keadaan perbankan saat ini, penurunan SBDK tanpa diikuti kenaikan volume kredit atau penurunan biaya dana atau cost of funds (COF) dan biaya operasional langsung berpengaruh terhadap laba bank.

"COF yang tinggi juga menyumbang kenaikan SBDK," ujar dia. Tingginya COF merupakan salah satu unsur dari beban operasional bank serta premi risiko yang masih tinggi menyebabkan efisiensi perbankan Indonesia masih relatif lebih rendah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement