REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menilai perekonomian Indonesia semakin membaik, meskipun masih berkutat pada current account defisit. Dari sisi investasi, sampai dengan kuartal ketiga investasi tembus diatas Rp 100 triliun. "Kalau dari sisi growth, sebanyak Rp 33 triliun didominasi swasta nasional," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, Jumat (25/10).
Dibandingkan tahun lalu, jumlah investasi selama Januari hingga September dikatakan naik. Terdapat peningkatan sebesar 27 persen atau total Rp 293,3 triliun. Dari jumlah tersebut, hanya sebanyak Rp 199,3 triliun merupakan Penaman Modal Asing (PMA).
Namun diakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus ditangani. Terlebih dunia internasional menurut Hatta terus memantau pergerakan Indonesia. "Saya yakin current defisit akan jauh diatas 44 persen. Ini akan jadi perhatian utama dunia, sejauh mana pemerintah bisa mengendalikan current account defisit ini," katanya.
Berdasarkan pertemuan APEC lalu, terlihat bahwa konsep liberalisasi perdagangan makin terbuka lebar. Apabila hal ini tidak dicermati dengan baik, maka Indonesia bisa dihadapkan pada defisit perdagangan. Untuk itu peran investor dibutuhkan untuk menjaga neraca perdagangan Indonesia agar tetap seimbang dalam era perdagangan bebas.
Selain itu, Indonesia memiliki kelas menengah yang produktif. Namun kompetensi kelas menengah ini masih harus digenjot agar kelak pengusaha lokal bisa juga menguasai pasar domestik. Kelebihan ini menjadi daya tarik banyak negara untuk berinvestasi di Indonesia.
Pemerintah juga mendukung dengan berjuang menekan inflasi. Pembangunan infrastruktur pun terus digenjot agar investor asing semakin tertarik berinvestasi di Indonesia.