Rabu 23 Oct 2013 19:03 WIB

BJB Bukukan Laba Bersih Rp 1,1 Triliun

Rep: Satya Festiani/ Red: Djibril Muhammad
Direktur Utama Bank Jawa Barat (BJB) Bien Subiantoro (kiri).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Direktur Utama Bank Jawa Barat (BJB) Bien Subiantoro (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk (BJB) berhasil mencetak laba sebesar Rp 1,1 triliun pada triwulan III-2013. Angka tersebut meningkat 15,9 persen dari posisi yang sama pada tahun sebelumnya.

Direktur utama BJB, Bien Subiantoro, mengatakan perseroan masih dapat mencatatkan pertumbuhan laba di tengah perekonomian yang kurang baik. "Perolehan laba pada triwulan 3 di atas target. Dalam Rencana Bisnis Bank (RBB), laba ditarget sebesar Rp 900 miliar," ujar Bien dalam Paparan Kinerja Triwulan III-2013, Rabu (23/10).

Peningkatan laba didorong oleh penyaluran kredit. Penyaluran kredit BJB mencatat pertumbuhan sebesar 33,8 persen atau mencapai Rp 43,86 triliun.

Angka pertumbuhan berada jauh di atas rata-rata kredit perbankan sebesar 22,9 persen. Pertumbuhan kredit dapat diimbangi dengan menjaga resiko kredit bermasalah (NPL) di level 2,5 persen.

Bien mengatakan BJB memiliki strategi ekspansi kredit pada sektor yang beresiko rendah, yakni kredit konsumer. Penyaluran kredit konsumer pada triwulan III mencapai Rp 27,8 triliun atau meningkat 27,6 persen. Angka tersebut melebihi target kredit konsumer sebesar Rp 26 triliun. Sementara itu, NPL dapat dijaga di level 0,11 persen.

Pertumbuhan kredit paling tinggi terlihat dari sektor kredit pemilikan rumah (KPR) yang mencapai Rp 3,5 triliun, tumbuh 188,7 persen. NPL untuk sektor KPR tercatat sebesar 3 persen. "Kami akan terus turunkan. Kemungkinan triwulan IV ada hapus buku sehingga kurang dari 3 persen," ujar Bien.

Penyaluran kredit mikro juga mencatatkan pertumbuhan yang tinggi yakni sebesar 33,4 persen menjadi Rp 5,4 triliun. NPL mikro lebih tinggi dari sektor lainnya, yakni sebesar 8,8 persen.

Tingginya NPL disebabkan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan inflasi sehingga menambah biaya produksi dari nasabah mikro. Bien juga mengatakan BJB akan memperbaiki sistem collection.

Sementara itu, BJB juga berusaha meningkatkan Dana pihak ketiga (DPK). DPK tercatat sebesar Rp 53,3 triliun, meningkat sebesar 5,8 persen.

Deposito masih memegang porsi tertinggi sebesar Rp 27,04 triliun, tetapi pertumbuhannya menurun 5,2 persen. Sedangkan giro tercatat Rp 18,1 triliun, meningkat 15,9 persen. Tabungan tercatat sebesar Rp 8,1 persen, meningkat 30,1 persen.

Total aset mencapai Rp 75,9 triliun, meningkat 12 persen. Return on Asset (RoA) berada pada posisi 2,2 persen, sedangkan Return on Equity (ROE) sebesar 23,5 persen dengan net interest margin (NIM) di angka 8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement