REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi investasi dalam rangka penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) terus mengalami peningkatan. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada triwulan III 2013 mencapai Rp 100,5 triliun. Perinciannya, realisisasi investasi PMDN sebesar Rp 33,5 triliun dan realisasi investasi PMA senilai Rp 67 triliun. Demikian disampaikan Kepala BKPM Mahendra Siregar dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (23/10).
Realisasi investasi pada triwulan III 2013 lebih tinggi dibandingkan triwulan I dan triwulan II 2013 yang masing-masing tercatat Rp 93 triliun (PMDN Rp 27,5 triliun, PMA Rp 65,5 triliun) dan Rp 99,8 triliun (PMDN Rp 33,1 triliun, PMA Rp 66,7 triliun). Realiasasi ini juga meningkat 22,9 persen dibandingkan triwulan III 2012 Rp 81,8 triliun. Jika dirunut secara triwulanan sejak 2010, realisasi investasi terus mengalami peningkatan dari rentang Rp 40 triliun-Rp 50 triliun (2010), Rp 50 triliun-Rp 70 triliun (2011) dan Rp 70 triliun-Rp 80 triliun (2012).
Menanggapi peningkatan tersebut, Mahendra mengatakan, "Jangan hanya dilihat dari pertumbuhan. Tapi yang penting dipahami adalah bukan saja tinggi, tapi saya menyebutnya stabilizing karena kita sudah mencapai tingkat yang tinggi. Di satu tingkat seperti itu, targetnya bukan hanya pertumbuhan yang harus tetap dijaga, tapi keberlangsungannya. Khususnya sebagai penopang pertumbuhan ekonomi nasional di mana investasi telah menjadi sumber pertumbuhan yang berkelanjutan dan bisa diandalkan."
Nilai investasi triwulan III 2013 merupakan realisasi investasi yang dilakukan selama tiga bulan periode laporan Juli-September 2013 berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal yang diterima BKPM. Nilai investasi yang dipaparkan di luar investasi minyak dan gas, perbankan, lembaga keuangan nonbank, asuransi, sewa guna usaha dan industri rumah tangga.
Dari realisasi investasi triwulan III Rp 100,5 triliun, sebesar Rp 59 triliun adalah investasi di Jawa, sedangkan sisanya di luar Jawa Rp 41,5 triliun. Sebagai perbandingan, pada triwulan II investasi di Jawa Rp 43,1 triliun dan di luar Jawa Rp 38,7 triliun.
Berdasarkan sektornya, realisasi investasi triwulan III untuk PMDN didominasi oleh kategori listrik, gas dan air Rp 15,6 triliun. Disusul oleh industri makanan Rp 4 triliun, konstruksi Rp 3,6 triliun, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi Rp 2,4 triliun dan industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik Rp 1,4 triliun.
Sedangkan untuk PMA didominasi kategori pertambangan Rp 1,4 miliar dolar AS. Disusul industri alat angkutan dan transportasi lainnya serta industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik masing-masing 900 juta dolar AS.
Kemudian berdasarkan negara asal, realisasi investasi triwulan III didominasi oleh Jepang 1,3 miliar dolar AS. Disusul Singapura 1,1 miliar dolar AS, Amerika Serikat 600 juta dolar AS, Korea Selatan 400 juta dolar AS dan Inggris 300 juta dolar AS. Realisasi investasi triwulan III juga menghasilkan penyerapan tenaga kerja Indonesia secara langsung sebanyak 411.543 orang. Penyerapan tertinggi berasal dari PMA dengan 261.527 orang dan PMDN dengan 150.016 orang.
Dengan realisasi Rp 100,5 triliun pada triwulan III 2013, maka realisasi medio Januari sampai September 2013 tercatat Rp 293,3 triliun (PMDN Rp 94,1 triliun, PMA Rp 199,2 triliun). Jumlah ini meningkat 27,6 persen dari periode yang sama pada 2012 sebesar Rp 229,9 triliun.
Sementara target realisasi investasi pada 2013 Rp 390,3 triliun dengan rincian PMDN Rp 117,7 triliun dan PMA Rp 272,6 triliun. Dalam kesempatan yang sama, Mahendra kembali mengungkapkan keyakinannya target itu akan tercapai. "Target itu achievable," ujar Mahendra.