Selasa 22 Oct 2013 13:12 WIB

Transaksi Kartu Kredit Diharapkan Tumbuh Double Digit

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Kartu kredit, ilustrasi
Foto: loktavia.blogspot.com
Kartu kredit, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) berharap pertumbuhan transaksi kartu kredit di Indonesia dapat mencapai 12 persen pada 2013. Sementara itu, jumlah pengguna kartu kredit diharapkan dapat meningkat 5 persen.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), total nilai penggunaan kartu kredit hanya mencapai Rp 18,173 triliun dengan volume 20,16 juta transaksi. Nilai tersebut naik 5,8 persen jika dibanding posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 17,174 triliun dengan volume 19,06 juta transaksi.

Sementara jumlah kartu kredit yang beredar di Indonesia mengalami penurunan. Jumlah kartu kredit per Agustus 2013 mencapai 14.749.024 kartu. Angka tersebut mengalami penurunan 4,4 persen jika dibandingkan dengan Agustus tahun lalu sebesar 15.590.119 kartu.

General Manajer AKKI, Steve Martha, mengatakan pihaknya berharap transaksi pada tahun ini dapat tumbuh sebesar 12 persen, sedangkan jumlah kartu kredit dapat meningkat sebesar 5 persen menjadi 15,5 juta kartu. "Tahun sebelumnya kita tumbuh 10 persen. Pertumbuhan akan lebih rendah karena adanya aturan BI tentang pembatasan kepemilikan jumlah kartu," ujar Steve yang ditemui usai Peluncuran Visa Travel App, Selasa (22/10).

BI mengatur jumlah kartu kredit bagi pemegang kartu dengan penghasilan Rp 3 juta-Rp 10 juta sebanyak 2 penerbit kartu. Jumlah pemegang kartu dengan penghasilan Rp 3 juta-Rp 10 juta mencapai 25-35 persen dari total kartu kredit sebelumnya. Sisanya dimiliki oleh pemegang kartu berpenghasilan diatas Rp 10 juta.

Steve mengatakan pembatasan kartu kredit tersebut sangat berpengaruh. "Bank tangannya semakin terikat untuk mengeluarkan kartu," ujar dia.

Sementara itu, pemegang kartu pun mendapatkan dampak dari peraturan tersebut. Sebagai contoh, seseorang yang mempunyai pendapatan di bawah Rp 10 juta memiliki tiga kartu. Dengan adanya aturan ini, salah satu harus ditutup. "Privilege-nya akan berkurang," ujar dia.

Perlambatan ekonomi juga berpengaruh pada penggunaan kartu kredit. Masyarakat menjadi lebih menjaga pengeluaran mereka. Namun, Steve mengatakan perlambatan dapat ditutupi dengan adanya musim liburan dan lebaran. Bahkan pada Juli lalu, transaksi kartu kredit mencapai nilai tertinggi, yakni sebesar Rp 21 triliun.

Di tengah turunnya jumlah kartu kredit, jumlah alat pembayaran menggunakan kartu lainnya seperti kartu debit dan ATM mengalaami pertumbuhan 16 persen menjadi 79.103,850 kartu. Steve mengatakan ke depannya penggunaan kartu debit akan meningkat, tetapi tidak berarti kartu lain akan ditinggalkan. Jumlah kartu debit memang jauh lebih banyak dari kartu kredit, tetapi baru sebagian kecil yang menggunakan kartu debit untuk bertransaksi. Mayoritas masyarakat menggunakan kartu debit untuk tarik tunai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement