Jumat 18 Oct 2013 10:53 WIB

Keuangan Syariah Tarik Minat Barat

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
keuangan syariah/ilustrasi
Foto: alifarabia.com
keuangan syariah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perbankan dan keuangan syariah menarik kepentingan dunia Barat sebagai pusat keuangan utama di dunia. Negara-negara Barat secara bertahap memahami dan mencoba mengadopsi sistem keuangan syariah.

Ketua Yayasan World Islamic Economic Forum (WIEF), Tun Musa Hitam mengatakan hal ini terbukti dari minat yang diperlihatkan Inggris, yang ingin tahu lebih banyak tentang perbankan dan keuangan syariah. Perhelatan WIEF ke-9 pada 29-31 Oktober untuk pertama kalinya diselenggarakan di luar negara Muslim yakni London, Inggris. "Kegembiraan Inggris atas perbankan dan keuangan syariah ditunjukkan melalui proses peningkatan fasilitas yang mereka miliki," ujar Musa seperti dikutip Bernama, Jumat (18/10).

Musa berujar London ingin meng-upgrade standar pelayanan sebagai ibukota bisnis internasional dunia. London memiliki sektor perbankan syariah terbesar di luar Timur Tengah dan Asia dengan memiliki 22 bank syariah.

Selain Inggris, negara non Muslim lainnya yang turut tertarik mengembangkan keuangan syariah antara lain Bangkok (Thailand), Singapura, Hong Kong dan Zurich (Swiss). "Hal ini tentu mencerminkan keberhasilan perbankan dan keuangan syariah dimana Malaysia adalah pelopornya," ucap Musa.

Musa berharap perhelatan WIEF dapat mengeksplorasi semua aspek yang dibutuhkan dan potensi industri perbankan dan keuangan syariah.  Dalam kegiatan tersebut juga akan dibahas pemanfaatan potensi perempuan sebagai penggerak penting pertumbuhan, seberapa jauh suatu negara dapat mendesain, meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan produktivitas ekonomi, serta tantangan harmonisasi perbankan syariah dan Barat.

Pertemuan tiga hari tersebut akan dihadiri sekitar 16 pemimpin negara, termasuk Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak. Beberapa gubernur bank sentral juga akan hadir bersama para ahli industri, akademisi, pemimpin bisnis, pembuat kebijakan dan investor lebih dari 120 negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement