Jumat 18 Oct 2013 10:44 WIB

BTPN Cetak Laba Bersih Rp 1,8 Triliun

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
 Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN)
Foto: Antara
Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatatkan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 1,8 triliun hingga kuartal III-2013. Angka tersebut tumbuh 24 persen dari periode yang sama pada tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 1,4 triliun.

Perolehan laba ditopang oleh penyaluran kredit yang tumbuh 22 persen dari Rp 37,08 triliun pada 30 September 2012 menjadi Rp 45,3 triliun pada 30 September 2013. Kenaikan pada sisi intermediasi ini tetap diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) net sebesar 0,37 persen pada akhir September 2013, lebih rendah dari NPL net akhir September 2012 yang tercatat 0,39 persen.

Direktur Utama BTPN, Jerry Ng, mengatakan penyaluran kredit didukung oleh Program Daya. Sejak  Januari hingga akhir September 2013, Program Daya telah menjangkau 1.040.815 penerima manfaat. Jumlah tersebut meningkat 25 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, yang tercatat 832,986 penerima manfaat. Jumlah aktivitas yang digelar selama sembilan bulan pertama tahun ini juga naik 69 persen yaitu dari 35.105 aktivitas selama sembilan bulan pertama 2012 menjadi 59.273 aktivitas. "Kami optimis program Daya dapat meningkatkan kapasitas para nasabah," ujar Jerry dalam siaran pers, Jumat (18/10).

Program Daya memberikan pelatihan dan informasi untuk meningkatkan kapasitas nasabah yang meliputi pensiunan, pelaku usaha mikro & kecil (UMK), serta komunitas pra-sejahtera produktif. Jerry mengatakan Program Daya terbukti berdampak positif terhadap peningkatan kapasitas nasabah.

Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan. Jerry mengatakan pertumbuhan DPK disebabkan oleh perusahaan yang fokus dalam melayani segmen mass market. Melalui BTPN Sinaya, nilai simpanan masyarakat tumbuh 15 persen dari Rp 42,6 triliun per 30 September 2012 menjadi Rp 49,03 triliun per 30 September 2013. "Masyarakat percaya, dengan menyimpan dana di BTPN Sinaya, selain mendapatkan tingkat pengembalian optimal, mereka juga memiliki kesempatan berkontribusi dalam memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah serta usaha mikro & kecil," paparnya.

Sementara itu, aset BTPN meningkat 17 persen (yoy) dari Rp 56,5 triliun pada 30 September 2012 menjadi Rp 66,2 triliun pada 30 September 2013. Rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 23 persen, lebih tinggi dari posisi CAR September 2012 sebesar 21,6 persen. "Dengan CAR sebesar 23 persen, ke depan kami yakin memiliki ruang yang cukup untuk bertumbuh, sekaligus mendukung inisiatif keuangan inklusif dengan melakukan inovasi-inovasi berkelanjutan agar dapat menjangkau masyarakat di pelosok yang selama ini belum tersentuh layanan perbankan," kata Jerry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement