Selasa 08 Oct 2013 13:14 WIB

Permintaan Izin Perbankan Syariah Meningkat di Bangladesh

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Para pekerja di sebuah pabrik garmen di Savar, Bangladesh
Foto: Reuters
Para pekerja di sebuah pabrik garmen di Savar, Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Perbankan syariah melawan resesi ekonomi lebih baik dibanding perbankan konvensional. Selama resesi ekonomi global, bank-bank dan pemodal Islam sukses muncul dan mendorong ekspansi perbankan syariah, bahkan di negara-negara non-Muslim.

Deputi Gubernur Bank Bangladesh, Sur Chowdhury mengatakan bank-bank syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya bernasib lebih baik daripada bank konvensional selama krisis keuangan global. "Mungkin ini yang menjadi alasan mengapa kita melihat kehadiran keuangan syariah terus meluas di negara-negara non Muslim, termasuk negara-negara maju di Barat," ucap Chowdhury seperti dikutip Dhaka Tribunne, baru-baru ini.

Di Bangladesh, beberapa bank konvensional telah meminta izin pada Bank Sentral Bangladesh untuk berubah menjadi bank syariah. Ini menunjukkan permintaan kuat atas jasa keuangan syariah di negara tersebut. Saat ini ada delapan bank syariah di Bangladesh.

Bank-bank syariah di Bangladesh umumnya memiliki rasio kecukupan modal lebih tinggi dan rasio Non Performing Finance (NPF) yang lebih rendah dari perbankan konvensional. Aset dan deposit bank-bank syariah di Bangladesh mencapai hampir dua kali lipat dalam empat tahun terakhir.

Gubernur Bank Bangladesh, Atiur Rahman memuji sifat inklusif perbankan syariah yang terbukti tumbuh dan terlibat signifikan dalam pertanian, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan keuangan mikro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement