REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) menandatangani perjanjian kredit baru dengan PT OCBC NISP senilai 170 juta dolar AS. Kredit tersebut ditawarkan dengan tenor delapan tahun dengan tingkat suku bunga 4,25 persen.
Presiden Direktur MASA, Pieter Tanuri, mengatakan pinjaman ini akan digunakan untuk melunasi utang sindikasi dengan total outstanding sebesar 110 juta dolar AS. Seharusnya utang ini baru akan jatuh tempo pada 2016 dan 2017. "Sisanya dipakai untuk modal kerja dan peningkatan kapasitas produksi," kata Pieter, Senin (7/10).
Pinjaman ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Pieter mengaku perseroan telah mendapatkan proyek untuk low cost green car (LCGC) dari beberapa pabrikan mobil seperti Nissan, Suzuki, dan Mitsubishi. Potensi kebutuhan ban untuk LCGC ke depan akan lebih besar mengingat produksi mobil murah akan meningkat dua juta unit dalam lima tahun ke depan.
Saat ini kontribusi LCGC terhadap penjualan ban perseroan baru lima persen dari total produksi. Dengan potensi yang ada saat ini, perseroan meyakini kontribusi LCGC akan meningkat menjadi 20 persen.
Hingga semester pertama MASA membukukan penjualan ban mobil sebesar 3,7 juta ban atau mengalami peningkatan enam persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan ban motor sendiri tercatat dua juta unit atau tumbuh 21 persen.
Di akhir tahun perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 15 persen. Penjualan ban mobil ditarget sebesar 7,5 juta ban. Sedangkan ban motor ditarget sebesar empat juta ban.
Pieter menilai ini merupakan langkah baik bagi perusahaan Indonesia di tengah situasi ekonomi yang tidak kondusif. Jarang sekali bank memberikan kepercayaan kepada perusahaan Indonesia dengan tenor yang cukup panjang, yaitu delapan tahun. "Dari total pinjaman, yang sudah akan dicairkan adalah sebesar 30 juta dolar AS," kata Pieter.