REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) semakin penting artinya di tengah kondisi ekonomi global yang tak menentu. Pemerintah di negara-negara kawasan dinilai perlu mendengarkan rekomendasi para pebisnis utuk merumuskan langkah perbaikan ekonomi ke depan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, APEC punya kontribusi yang besar terhadap ekonomi global. Karenanya forum ini memiliki peran yang penting untuk mencari solusi terhadap krisis ekonomi yang terjadi saat ini.
“Kita merasakan sakit yang sama akibat krisis ekonomi karenanya kita harus membangun kerja sama dan meningkatkan hubungan agar sama-sama keluar dari kondisi tersebut,” katanya saat memberikan pidato di depan pemimpin dari 21 negara APEC dan pebisnis yang tergabung dalam APEC Business Advisory Council (ABAC) pada dialog ‘ABAC Meeting With Leaders’, Senin (7/10).
Menurutnya, kerja sama yang solid sudah pernah ditunjukkan negara-negara di kawasan Asia Pasifik saat menghadapi krisis ekonomi pada 1998. Saat itu, pemimpin negara dan pebisnis duduk bersama mendengarkan rekomendasi-rekomendasi untuk meminimalisasi dampak dari krisis ekonomi. “Untuk itu kita perlu melakukan dialog yang produktif dan harus menjaga hubungan agar kawasan ini bisa mendukung ekonomi global,” katanya.
Ketua ABAC Wisnu Wardhana menyatakan, ABAC akan memberikan rekomendasi kepada pemimpin APEC untuk menekan biaya dan melakukan efisiensi dalam tiga hal, yaitu perdagangan, investasi, dan layanan. Negara-negara APEC diharapkan dapat memperkuat hubungan perdagangannya sehingga bisa mengintegrasikan bisnis antarperusahaan-perusahaan di kawasan Asia Pasifik.
ABAC pun mengusulkan agar usaha kecil menengah (UKM) bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan akses, teknologi, dan keuangan mereka. Peningkatan infrastruktur juga sangat penting. Perusahaan-perusahaan swasta diharapkan dapat berkontribusi lebih banyak pada investasi infrastruktur. Kondisi infrastruktur yang baik akan meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Semua ini menurutnya, harus didukung oleh sistem keuangan APEC yang kuat seperti yang dibahas bersama menteri-menteri keuangan APEC beberapa waktu lalu. “Kami senang mereka sudah menerima usulan kami untuk mendorong sektor swasta untuk bergabung dalam skema public private partnertship (PPP) di sektor infrastruktur,” katanya.
ABAC pun akan menyampaikan rancangan jangka panjang tentang energi dan bagaimana sektor swasta berkontribusi di dalamnya. Sehingga pengamanan kebutuhan dan keberlangsungan ketersediaan energi bisa dijaga.