Kamis 03 Oct 2013 18:41 WIB

NTB Jadi Lumbung Kedelai Nasional

Rep: Esthi Maharani / Red: Djibril Muhammad
Perajin tahu mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Perajin tahu mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menetapkan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai salah satu lumbung kedelai nasional.

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono, mengatakan, penetapan NTB sebagai sentra produksi kedelai nasional untuk mengejar target swasembada kedelai 2014. Mentan berharap NTB dmampu memproduksi satu juta ton kedelai per tahun.

"Untuk itu, pemerintah pusat akan mendukung penuh berbagai program yang dilaksanakan pemerintah daerah yang bertujuan untuk mendongkrak produktivitas pertanian, khususnya untuk komoditi kedelai," katanya, Kamis (3/10).

Saat ini kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,5 juta ton per tahun, sementara produksi dalam negeri baru mencapai 700 ribu hingga 800 ribu ton.

Dengan demikian Indonesia masih kekurangan sekitar 1,7 juta hingga 1,8 juta ton kedelai. Kekurangan tersebut  terpaksa dipenuhi melalui impor.

Oleh sebab itu, pemerintah terus mendorong berbagai daerah di Indonesia untuk meningkatkan produksi kedelai sehingga swasembada kedelai bisa tercapai.

Terkait dengan potensi NTB, Mentan melihat luas areal pertanian di provinsi ini masih bisa dikembangkan. Untuk itu, diharapkan Pemprov NTB bisa mempertahankan luas area pertanian yang dimiliki. Sebab, saat ini banyak terjadi alih fungsi lahan yang cukup pesat.

"Pemerintah provinsi bersama dengan pemerintah kabupaten harus segera melakukan langkah konkrit. Salah satunya, dengan segera membuat peraturan daerah (perda) tentang lahan pertanian berkelanjutan yang bisa menjamin ketersediaan lahan pertanian dan melindungi lahan pertanian produktif dari alih fungsi lahan non pertanian," pinta Mentan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan pemerintah akan membuka 100 ribu hektar lahan untuk ditanami kedelai. Lahan tersebut selain di NTB juga berada di Nangroe Aceh Darussalam serta daerah lainnya.

"Di Aceh seluas 60 ribu hektar, di NTB seluas 2 ribu hektar. Sedangkan sisanya di daerah-daerah lainnya," katanya, Selasa (1/10).

Lahan tersebut diperkirakan bisa tiga kali panen dengan capaian produktivitas hingga 2 ton. Dengan begitu, diharapkan bisa menghasilan sekitar 500-600 ribu ton tambahan kedelai untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

"Produktivitas harus kita tingkatkan dan secara bertahap juga mengurangi ketergantungan impor kedelai," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement