REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak importir yang dilaporkan tak punya gudang penyimpanan barang. Akibatnya, truk-truk barang kerap memenuhi pelabuhan Tanjung Priok tersebut terutama menjelang Lebaran.
"Importir lebih senang menyimpan barang di pelabuhan karena tidak punya storage," ujar Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 4 Tanjung Priok, Kementerian Pekerjaan Umum, Bambang Hartadi dalam konprensi pers di Kementerian PU, Kamis (3/10).
Akibatnya gelombang kemacetan menjadi tinggi di daerah tersebut. Kemacetan juga disumbang dengan tidak adanya tempat tunggu truk sebelum masuk ke pelabuhan. Jumlah kendaraan besar seperti truk bisa mencapai 1500 truk per hari menjelang Lebaran. Kondisi inilah yang terjadi setiap tahun.
Bambang mengatakan secara umum kondisi infrastruktur cukup bagus. Bina Marga juga terus melanjutkan pembangunan Jalan Akses Tanjung Priok. Akses ini diharapkan bisa menunjang kelancaran distribusi barang dari pelabuhan internasional. Jalan ini juga melengkapi fungsi jaringan jalan tol yang berbentuk radial.
Akses jalan ini ditargetkan selesai dibangun pada 2015. Kekuatan pondasi jalan ini diyakini bertahan lebih dari 50 tahun. Kementerian PU mengklaim telah melakukan investigasi mengenai ketahanan jalan selama sekitar tiga bulan.
Jalan Akses Tanjung Priok juga direncanakan sebagai bagian dari jaringan tol JABODETABEK yang terkoneksi dengan JORR (Jakarta Outer Ring Road), Tol Pelabuhan (Harbour Toll Road) serta Tol Dalam Kota (Jakarta Intra Urban Tollway). Nantinya setelah JORR selesai, jalan tol dalam kota akan didominasi mobil-mobil kecil. "Sekarang malam hari 60 persen jalanan dipenuhi mobil besar," katanya.