REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA – Indonesia memanfaatkan forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasific (APEC) 2013 untuk menjaring investasi di bidang energi terbarukan. Transfer teknologi juga diharapkan agar Indonesia tak lagi hanya menjadi konsumen dalam bisnis tersebut.
Direktur Konservasi Energi Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maritje Hutapea menyatakan, energi terbarukan memang menjadi salah satu topik penting yang dibahas dalam forum tersebut. Indonesia berharap dari forum ini akan banyak sumbangan pemikiran dan insiatif bersama untuk mendorong penggunaan energi terbarukan secara missal di kawasan Asia Pasific.
“Bagi Indonesia manfaat yang diharapkan dari forum energi APEC adalah investasi, peningkatan kapasitas energi, dan transfer teknologi,” ujarnya, Senin (1/10). Indonesia menginginkan partisipasi negara maju untuk menanamkan investasinya di bidang energi terbarukan di negara-negara berkembang. Dengan begitu, produksi energi tersebut bisa ditingkatkan.
Menurutnya, saat ini sejumlah negara telah menunjukkan ketertarikannya untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia, seperti Jepang. Menteri ESDM Jero Wacik dalam Pertemuan Menteri Energi ASEAN (AMEM) ke-31 pekan lalu telah membicarakan hal tersebut dengan Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri Jepang, Kazuyoshi Akaba. Kazuyoshi berjanji akan mengumpulkan perusahaan Jepang dan mengajak mereka berinvestasi energi baru di Tanah Air.
Transfer teknologi pun diharapkan dari negara yang telah maju teknologinya di bidang energi terbarukan ke negara yang belum terlalu menguasai teknologi tersebut, seperti Indonesia. “Selama ini negara maju hanya melakukan investasi tanpa mentransfer ilmunya ke Indonesia. Kalau ini terus terjadi Indonesia hanya akan jadi pembeli bukan penjual,” ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Kepala Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi (BPPT) Marzan Aziz Iskandar. Dia menyatakan, melalui APEC diharapkan terjalin kerja sama yang saling menguntungkan semua pihak. “Kita punya banyak sumber daya energi terbarukan, sedangkan mereka punya teknologi dan dana. Dengan begitu penggunaan dan produksi energi terbarukan bisa didorong,” ujarnya.