REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Investor asing mulai membangun pabrik pengolahan tebu yang mampu memproduksi sebanyak 3.500 sampai 4.000 ton per hari gula pasir di Kabupaten Aceh Tengah. "Pemkab Aceh Tengah menyambut baik dimulainya pembangunan pabrik yang akan memproduksi gula pasir untuk kebutuhan dalam negeri," kata Kabag Humas Pemkab Aceh Tengah Mustafa Kamal di Takengon, Senin (30/9).
Sementara itu, pejabat bidang kontruksi PT Kamaddhenu Ventures Indonesia Davarakonda Venkataratnam, menjelaskan tahap awal pihaknya akan memagari areal seluas 75 hektare (ha) yang merupakan lahan pabrik di Kecamatan Ketol, Aceh Tengah. "Pemagaran dilakukan untuk mempermudah proses pembangunan pabrik," katanya.
Secara bertahap selama sekitar 14 bulan pembangunan pabrik gula pasir pertama kali di Aceh itu, investor Vietnam asal India tersebut akan melanjutkan dengan membangun kantor, asrama, serta sarana penunjang lainnya hingga bangunan utama yang berisi mesin pengolah gula. Davarakonda menjelaskan, perusahannya akan membutuhkan lahan untuk tanaman tebu yang telah disiapkan di Aceh Tengah seluas 12 ribu ha.
Pemkab Aceh Tengah telah menjadikan tanaman tebu sebagai komoditas unggulan daerah kedua setelah kopi arabika. Kopi arabika yang dibudidaya masyarakat Aceh Tengah itu memiliki lahan seluas sekitar 40 ribu ha. Untuk tanaman tebu, Aceh Tengah saat ini memiliki lahan seluas 7.939 ha dengan luas panen mencapai 6.111 ha, dan produksi sebanyak 48.888 ton per tahun, dan produktivitas 8.000 kilogram per ha.
Guna mendukung keberlangsungan pasokan tebu terhadap pabrik gula putih itu, Pemkab Aceh Tengah juga telah berupaya memfasilitasi warga untuk membuka lahan tebu di Kecamatan Ketol. Melalui investasi PT Kamaddhenu diharapkan dapat membawa manfaat bagi masyarakat terutama petani tebu di Aceh Tengah.