Kamis 26 Sep 2013 23:31 WIB

Insentif Angkutan Umum Tak Terkait LCGC

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Mansyur Faqih
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono
Foto: Antara
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wamen Perhubungan Bambang Susantono membantah jika rencana pemberian insentif terhadap pengadaan angkutan umum disebabkan oleh kelahiran mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC). "Oh, nggak ada," ujar Bambang di kantor Kementerian Keuangan, Kamis (26/9).

Menurut dia, pemberian insentif bertujuan untuk mempercepat peremajaan dan revitalisasi angkutan umum yang ada. "Kita ingin mereka mendapat insentif yang cukup," lanjutnya.

Berdasarkan diskusi dengan pengusaha angkutan, Bambang menyimpulkan, mereka ingin agar revitalisasi angkutan umum tidak dikenakan bunga tinggi. Harapannya, penggantian armada tidak dirasa memberatkan.  

Jika memberatkan, ujung-ujungnya yang terbebani adalah konsumen yang menjadi pengguna angkutan umum. Selain itu, ia menyebut pengusaha juga mengeluhkan mahalnya harga suku cadang. "Dua komponen itu yang besar pengaruhnya terhadap operasi," kata Bambang.  

Dalam kesempatan yang sama, Bambang meyakini keberadaan LCGC tidak akan membuat masyarakat menjadi semakin enggan menggunakan transportasi umum. Karena angkutan umum adalah keniscayaan di seluruh kota, tidak hanya di Indonesia. Meski pun angkutan yang diinginkan tentu harus memenuhi sejumlah standar minimal.  

"Kalau kita tanya apa mereka mau gunakan angkutan umum? Mereka selalu jawab, iya. Tapi angkutan umum harus aman, handal, terjangkau dan nyaman," kata Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement