Rabu 25 Sep 2013 15:30 WIB

Ekspor Mutiara Indonesia Tembus 29 Juta Dolar AS

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Mutiara (Ilustrasi)
Mutiara (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai perdagangan mutiara Indonesia menempati urutan nomor sembilan dunia dengan nilai ekspor sebesar 29,43 juta dolar AS atau 2,07 persen dari total nilai ekspor mutiara di dunia yang mencapai 1,418 miliar dolar AS.

Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP Saut P Hutagalung menyebutkan, Indonesia merupakan penghasil mutiara South Sea Pearl (SSP) yang berasal dari kerang Pinctada maxima baik dari alam maupun hasil budidaya. Sentra pengembangan Pinctada maxima di Indonesia tersebar di beberapa daerah yaitu Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. 

“SSP Indonesia memiliki keunikan, berupa warna maupun kilaunya yang mempesona dan abadi sepanjang masa, sehingga sangat digemari di pasar internasional, dan biasanya diperdagangkan dalam bentuk loose dan jewelery,” katanya katanya di Jakarta seperti dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Rabu (25/9).

Sementara itu, negara tujuan ekspor mutiara Indonesia adalah Jepang, Hongkong, Australia, Korea Selatan, Thailand, Swiss, India, Selandia Baru, dan Perancis. “Nilai ekspor mutiara tersebut masih dapat ditingkatkan dengan cara mengembangkan dan memperkuat program pemasaran,” ucapnya.

Untuk itu, kata Saut, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama dengan pemangku kepentingan akan terus melakukan upaya-upaya terobosan melalui promosi yang intensif seperti yang dilaksanakan dalam kegiatan Indonesian Pearl Festival 2013 sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing mutiara Indonesia dan meningkatkan kinerja ekspor mutiara Indonesia. “Namun banyaknya mutiara air tawar, mutiara imitasi, mutiara tiruan atau buatan serta manik-manik yang masuk dan diperdagangkan di wilayah Indonesia sangat merugikan citra  Indonesia,” tuturnya.

Dia menjelaskan, mutiara merupakan salah satu komoditas unggulan KKP yang bernilai ekonomis tinggi dan memiliki prospek pengembangan usaha di masa yang akan datang. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan permintaan perhiasan dari mutiara dan harganya yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement