Rabu 25 Sep 2013 14:55 WIB

BPS: Inflasi September Rendah

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin memperkirakan tingkat indeks harga konsumen atau inflasi September 2013 akan lebih kecil dibandingkan inflasi Agustus 2013 1,12 persen. Hal tersebut tak lepas dari penurunan harga sejumlah komoditas yang dipantau oleh BPS. "Dari 20 komoditas yang selalu naik setiap minggu, sekarang delapan komoditas mengalami penurunan," ujar Suryamin di Jakarta, Rabu (25/9).

Suryamin mencontohkan penurunan harga terlihat pada komoditas hortikultura seperti bawang merah, bawang putih, cabe merah dan daging sapi. Sementara kenaikan harga masih terpantau pada komoditas seperti kacang kedelai dan emas perhiasan. "Kenaikan pada kedelai dan emas cukup mengganggu. Apalagi emas tidak bisa dikontrol," kata Suryamin seraya meminta agar seluruh pihak menanti rilis BPS awal bulan depan.

Terkait dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Juni silam, Suryamin menyebut dampaknya sudah tidak terlihat. Hal yang terpenting saat ini adalah kemampuan pemerintah untuk menjamin pasokan pangan dalam negeri, apakah itu melalui importasi maupun optimalisasi produksi dalam negeri.

Secara khusus, Suryamin menilai penguatan produksi dalam negeri adalah yang utama. "Ini untuk jangka menengah, terutama pada saat kita ingin mencapai target inflasi tertentu," ucapnya.

BPS mencatat inflasi Agustus 2013 sebesar 1,12 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Juli 2013 yang tercatat 3,29 persen. Sementara inflasi tahun kalender berada pada posisi 7,94 persen dan inflasi tahunan tercatat 8,79 persen. Target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 7,2 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement