Selasa 17 Sep 2013 19:18 WIB

Menhub: Mobil Murah Jangan Terlalu Banyak!

EE Mangindaan
Foto: Republika/Tahta Aidilla
EE Mangindaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Evert Erenst Mangindaan menginginkan program mobil murah dan ramah lingkungan memperhatikan kesiapan infrastruktur jalan raya di Indonesia.

"Mobil murah jangan terlalu banyak karena infrastruktur belum memadai," kata E.E. Mangindaan di Jakarta, Selasa (17/9).

Menurut Mangindaan, pihaknya mendukung program yang mendukung mobil murah dan berteknologi ramah lingkungan tetapi infrastruktur dinilai masih minim. Ia berpendapat, bila produksi mobil murah dipaksakan dalam jumlah banyak, dikhawatirkan akan menambah kemacetan lalu lintas yang kini sudah padat.

Hal tersebut, ujar Mangindaan, seperti di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang kerap dilanda kemacetan jalan sehari-hari. Ia mengemukakan kecemasan itu mengingat program pembangunan MRT dan Monorail di Jakarta masih belum terealisasikan.

Untuk itu, Mangindaan mengutarakan keyakinannya bahwa bila pembangunan transportasi publik telah dapat diwujudkan, program mobil murah lebih dapat dilaksanakan dengan baik. Ia menegaskan bahwa semakin bertambahnya kendaraan bukanlah solusi atas kemacetan tetapi dengan membangun sistem transportasi publik massal yang nyaman dan memadai.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimoeso mengingingkan agar fokus distribusi mobil murah hanya sedikit saja di Jabodetabek karena kawasan tersebut dinilai sudah terlalu padat.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan rencana kementeriannya mendorong pengembangan produksi mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) di Indonesia sebagai langkah persiapan menghadapi pasar bebas ASEAN (masyarakat ekonomi ASEAN) 2015.

"LCGC ini sebetulnya persiapan menuju pasar bebas ASEAN 2015. Pada saat itu kita akan diserbu oleh produk yang sama, yang dijual oleh Thailand, Malaysia, dengan bebas," ujar Hidayat kepada wartawan di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (13/9).

Hidayat menjelaskan bahwa Indonesia akan mempersilakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) memproduksi LCGC dengan diberikan insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM). Sejauh ini telah lima perusahaan otomotif besar yang menyatakan akan ikut serta dengan total investasi sebesar 3,5 miliar dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement