REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menaikkan harga tiket. Ini untuk mengantisipasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi.
Selain itu perseroan juga telah mengurangi kesempatan penumpang mendapatkan tiket promo. "Kami sudah naikkan lima persen," ujar Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar, Selasa (17/9).
Kenaikan harga tiket ini dilakukan untuk mengurangi dampak yang diderita perseroan akibat pelemahan nilai tukar rupiah. Meski pun 60 persen pendapatan GIAA dalam valuta asing, Emir mengakui pelemahan rupiah tetap terasa dampaknya. Diharapkan dampak yang diperoleh dapat ditekan sekecil mungkin dengan kenaikan harga tersebut.
Emir mengungkapkan yang paling diperhatikan saat ini adalah kestabilan rupiah. Meski pun rupiah berada di level Rp 11 ribu, yang terpenting adalah tetap stabil. Namun kenyataannya saat ini rupiah masih bergerak fluktuatif sehingga perseroan perlu melakukan evaluasi di segala sektor.
Hal yang cukup terasa dengan pelemahan rupiah adalah biaya sewa pesawat dan bahan bakar. Karena keduanya menggunakan valuta asing dalam bertransaksi. Selain itu perawatan pesawat juga terasa lebih berat, terutama karena perseroan harus mengimpor suku cadang pesawat jika terjadi kerusakan.
Untuk itu perseroan akan melakukan efisiensi di segala bidang. "Misalnya pemakaian pesawat lebih banyak," kata Emir.