REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) melalui anak usahanya PT Rajawali Mitra Kerinci terus meningkatkan volume ekspor teh ke sejumlah negara menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. "Pelemahan rupiah yang terus berlanjut kami respon dengan menggenjot ekspor teh, depresiasi rupiah justru merupakan berkah lain bagi kami," kata Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro di Jakarta, Kamis (5/9).
Menurut Ismed, pasar ekspor komoditas yang dalam bahasa latin disebut camellia sinensis ini sedang digenjot meliputi negara Taiwan, Jerman dan Pakistan. Khusus pasar Taiwan, PT Rajawali Mitra Kerinci yang memiliki lokasi kebun di Sumatra Barat ini mengekspor jenis Teh Hijau dan Teh Hitam rata-rata 15 kontainer per bulan senilai sekitar Rp 6,4 miliar. "Seiring kepercayaan yang semakin baik dari pasar dan konsumen teh di Taiwan, mendorong tingginya volume permintaan akan teh dari RNI," ujarnya.
Untuk itu, lanjutya, melalui Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Taiwan, tengah dinegosiasikan penambahan volume ekspor Teh Hitam dan Teh Hijau sebanyak 5-10 kontainer yang dipenuhi mulai September-Desember 2013. "Teh Hitam produksi Rajawali Mitra Kerinci merupakan teh kualitas terbaik di dunia," tegas Ismed.
Dengan kualitas teh unggulan tersebut, beberapa negara yang selama ini telah menjadi pasar ekspor yaitu Belanda, Jerman, Taiwan, Hong Kong dan Pakistan.