REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso meminta kepada seluruh pihak untuk tidak mengkhawatirkan kekeringan yang terjadi saat ini. Sebab, kekeringan terjadi pada musim kemarau basah. "Biasanya kekeringan itu berdampak besar jika terjadi pada Juli sampai Agustus. Bahkan kalau Juni sudah mulai kering pun pengaruhnya lebih besar lagi. Tapi kalau ini kejadiannya baru sekarang, saya pikir tidak usah dibesar-besarkan," ujar Sutarto saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (4/9).
Sutarto pun menyebut kekeringan belum memengaruhi penyerapan beras Bulog dari petani. Ini ditandai dengan pengadaan Bulog yang telah mencapai 2,8 juta ton dan stok beras Bulog saat ini 2,7 juta ton.
"Sejauh ini penyerapan masih normal dibanding tahun lalu. Jika dibanding tahun-tahun sebelumnya masih lebih baik. Sehingga kita tidak impor. Kalaupun impor, mungkin itu beras premium dan itu harus diperhatikan," kata Sutarto.
Sutarto hadir dalam rapat koordinasi pangan untuk membahas berbagai aspek terkait pangan. Secara khusus, beras dari sisi harga, ketersediaan, produksi akan dibahas. Selain itu, tindakan yang dilakukan kementerian/lembaga terkait pangan juga dibahas.
Selain Sutarto, rapat yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa turut dihadiri Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Kepala BPS Suryamin dan pejabat-pejabat lainnya.