REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Chatib Basri merespon positif stabilitas yang mulai terjadi di pasar keuangan dalam dua hari terakhir, namun hal tersebut masih harus diwaspadai karena potensi terjadinya gejolak masih ada. "Kita harus tetap waspada, tapi tidak boleh terlalu cepat kalau anda bilang ini stabil," ujarnya di Jakarta, Jumat (30/8).
Chatib mengatakan pemerintah telah menerbitkan paket kebijakan ekonomi sebagai antisipasi terhadap pelemahan rupiah dan anjloknya bursa saham akibat defisit neraca transaksi berjalan yang makin melebar. Penerbitan paket tersebut, lanjut dia, merupakan langkah tepat, meskipun belum akan meredam gejolak yang telah berlangsung dalam beberapa minggu terakhir, karena diperkirakan fluktuasi di pasar keuangan masih akan terjadi.
"Kita tidak boleh berpuas diri, karena saya kira gejolak di keuangan masih akan terjadi, karena fluktuasinya masih cukup tajam. Yang penting paket yang telah dikeluarkan, harus dijalankan," ujarnya.
Selain itu, Chatib mengatakan reformasi struktural harus dilakukan untuk mengantisipasi defisit neraca transaksi berjalan agar tidak makin melebar, dan kondisi perekonomian nasional menjadi lebih stabil. "Indonesia harus bisa membedakan dengan India, itu yang paling penting. Makanya melakukan reformasi struktural itu penting," katanya.
Chatib menambahkan ada kemungkinan defisit transaksi berjalan akan berlangsung hingga tahun depan, untuk itu tugas pemerintah selanjutnya adalah memastikan agar paket kebijakan ekonomi berjalan efektif. "Saya kita masih bisa (hingga tahun depan), tapi (defisit transaksi berjalan) akan terus menurun, karena problem kita lumayan struktural karena defisit sudah terjadi selama tujuh triwulan," katanya.